Welcone to my Blog

Dear All,
Tujuan utama saya membuat blog ini adalah untuk berdiskusi mengenai beberapa hal yang menarik minat saya. diantaranya soal Kehidupan Seorang Pelaut yang dimata orang awam dinilai negative, benarkah seperti itu ?, apa ada Pelaut yang religius ? apa saja hikmah yang didapat oleh Pelaut selama mengarungi samudra yang seolah tak bertepi ? . Saya akan menceritakan semua kepada anda, tanpa ada yang ditutup-tutupi, InsyaALLAH.

Selasa, Maret 17, 2009

Surat 'tuk Istri Tercinta

بِسْمِ
اللهِ
الرَّحْمَنِ
الرَّ
حِيْمَ

Saganoseki – Japan, 29 May 2005

Just For : My Lovely Wife
Ade Nasution
At Home Sweet Home

Assalamualaikum Wr Wb


Dear My Pretty wife
Saat menerima surat ini, semoga Honey, Icha, Naufal, dan
semua keluarga dirumah/Medan dalam keadaan sehat walafiat
dan selalu dalam lindungan/bimbingan Allah SWT, Amin.
Begitu juga love saat ini dalam kondisi segar ( ikan
kali…he heh he ) dan makin hari makin merasa sehat lahir ,
kami bikin fitnes club di MT. Gas Jawa. Banyak alat
fitnes kami buat/beli dan rame2 melakukan body-building
setiap hari dibawah sekoci sehingga otot-otot kami makin
hari makin tegap/keras kayak rambo dan InsyaAllah saat
pulang nanti Honey akan mendapatkan suami Honey yang
ganteng ini akan makin ganteng dan fit seperti masih
belasan tahun. Ayo kita berlomba-lomba sehat, Honey bilang
kan Honey rajin minum susu kedelai supaya awet muda dan
payudara kenceng ( ntar kayak anak gadis lagi repot
jagainnya nih ), kalau bisa juga ditambah dengan olah
raga ringan salama 30 menit setiap hari, 15 menit pagi 15
menit sore sebelum mandi, olah raganya sit-up, push-up,
seven-up, eh salah, scot-jump dan jangan lupa juga latihan
Kegelnya ya….. Sehingga saat nanti kita honeymoon yang
ketujuh, kita sama2 sehat seperti waktu baru kawin, oke,
he he he…..

Dan terutama yang paling penting Love merasa semakin hari
semakin sehat batin/rohani. Ini semua berkat doa Honey dan
anank-anak tuk Love dan juga berkat Zikrullah dan
pencarian kebahagian hakiki yang setiap hari Love lakukan
dalam kehidupan beragama, karena sesungguhnya kebahagian
yang sebenar-benar itu akan kita peroleh hanya dengan cara
mendekatkan diri kepada sang pencipta, pemilik segala
sesuatu yang berada dilangit dan bumi, yakni Allah SWT.

Gimana anak-anak sekarang ?. Si Icha gemuk ya ?. Dah makin
tinggi dia ?. Kalau Ica udah mulai tertarik pake T-shirt
Honey, atau dia salah pake cd honey, berarti dia udah
hampir menjelma jadi gadis remaja ( kita bentar lagi jadi
kakek and nenek ). Tapi tolong bilangin dia, kira-kira
kalau makan, jangan terlalu banyak. Entar gendut lho,
selain tak sedap dipandang ( gemuk boleh, asal jangan
gendut ), nanti bajunya cepat sekali sempit. Bisikin
ketelinganya, ' Buya seneng lho, liat anak gadisnya
cantik dan langsing ', InsyaAllah dia akan kurangin porsi
makannya. Jangan lupa buah-buahan, setiap hari disediakan,
kalo bisa.

Si Naufal jagoan Love dah lancar ngomongnya ?. Minum
susunya masih pake botol ?. Rambutnya sering dicukur ya
Honey, biar lebat kayak love. Pernah 'gak dia nanya Love
?.


Dear Honey....
Tiga bulan sudah kita berpisah. Masih ada sisa 8 bulan
yang love harus lewati sebelum PKL ( perjanjian kerja laut
) habis. Selama itulah kita masih diuji Allah. Selama itu
pula kita hanya bisa berkasih-kasih dan bercinta lewat
mimpi. Honey dirumah dengan anak-anak. Love disini, diatas
kapal yang terus berpindah dari satu tempat ketempat lain.
Berapa lama kita harus menahan hasrat yang terpendam.
Mengebiri keinginanan yang dahsyat ( karena tak
tersalurkan ), yang setiap saat minta dipenuhi. Kuatkah
kita Honey ?. Alhamdulillah, sejauh ini kita masih dalam
bimbingan Allah. Mintalah terus perlindunganNYA agar kita
tetap terhindar dari menghianati pasangan. Masih
percayakah Honey kepada kesetiaan Love ?. Masih adakah
keraguan yang dibisikkan setan kedalam dada Honey ?.
Cukuplah Allah sebagai saksi atas segala yang Love
perbuat ketika jauh dari Honey. Love sadar bahwa sebagai
pelaut, selalu dipandang negative oleh kebanyakan orang
( orang yang picik ) , yang mengatakan bahwa semua pelaut
pasti main perempuan disetiap pelabuhan yang disinggahi,
apalagi yang sudah pernah merasakan nikmat hubungan
kelamin. Tapi benarkah begitu ?. Bagaimana sesungguhnya
kehidupan seksual pelaut?.

Tahun lalu Honey pernah cerita ke Love, ada segerombolan
ibu-ibu di gang rumah kita yang ngomongin Love. Mereka
mengatakan" Gak mungkinlah si Rudi gak main perempuan di
pelabuhan yang dia singgahi, mana kuat dia menahan
nafsunya, dulu aja waktu masih kerja di Sempati banyak
pacarnya ". Subhanallah, lancang sekali mulut mereka itu.
Mudah-mudahan mereka sadar dan minta ampun kepada Allah.
Janganlah Honey membenci mereka karena ucapannya, tapi
kasihanilah mereka yang tidak tahu apa akibat dari
gunjingannya itu. Ibu-ibu itu tidak mengerti, dengan
mengatakan yang tidak mereka lihat, berarti mereka telah
memfitnah Love. Sungguh, dosanya tidak akan diampuni
Allah, jika mereka tidak meminta maaf kepada Love. Karena
ini adalah dosa kepada makhluk, maka harus minta maaf
dulu kepada yang bersangkutan. Beda dengan dosa kepada
Allah, seperti meninggalkan sholat, tidak puasa, yang
cukup minta ampun kepada Allah. Marahkah Love ?. Sakit
hatikah Love ?. Tidak Honey, demi Zat yang nyawa kita ada
ditanganNYA, Love tidak marah ( Honey kan tahu, sudah
sejak lama Love tidak pandai marah lagi, karena Love tahu
marah itu dari setan ) dan sakit hati kepada mereka. Dan
suami Honey ini sedang berusaha untuk mengikuti apa yang
diperintahkan ALLAH kepada kita umat ISLAM. ALLAH menyuruh
kita untuk memaafkan kesalahan orang lain ( apalagi
yang dilakukan karena kejahilan/kebodohan ), karena ALLAH
Sang Maha Pemaaf. Lihatlah perintah ini di Surah AL A'
RAAF ayat 199, dibawah ini.

خُذِالْعَفْوَ
وَأ
ْمُربِالْعُرْفِ
وَاَعْرِضْ
عَنِ
الْجَاهِلِيْنَ

Hendaklah engkau pemaaf. Suruhlah orang berbuat makruf
( yang baik ) dan jauhilah orang bodoh ( yang tidak
mau menerima kebenaran )

Jadi sebenarnya, Love malah kasihan dan sudah memaafkan
mereka begitu Love mendengar hal ini . Karena Love tahu,
mereka termasuk golongan orang-orang yang tertipu setan .
Mudah-mudahan mereka diberi petunjuk.

Honey, benarkah cuma pelaut yang main perempuan ?.
Seberapa sering ?. Apakah semua pelaut begitu ?. Mari kita
bahas dan lihat faktanya. Komplek pelacuran Saritem di
Bandung, setiap malam ( kata temen Love yang orang
Bandung ) didatangi ratusan laki-laki yang mencari
kehangatan tubuh wanita dan menukarnya dengan beberapa
rupiah. Diantara ratusan laki-laki tersebut, ada yang
pegawai negri, pengusaha, sopir, mahasiswa, dosen, tukang
becak, pegawai travel, satpam, guru, tukang asongan,
pengangguran, dosen, pegawai BUMN, dan bahkan pelajar SMU
dan lain-lain. Pelaut ?. Adakah pelaut yang datang kesana
?. Hampir mustahil. Alasannya, Bandung jauh dari
pantai/pelabuhan, sehingga pelaut yang kebetulan kapalnya
singgah di Tanjung Priok ( pelabuhan yang terdekat
dari Bandung ) dan ingin cari perempuan, tidak akan
mungkin dia ke Saritem. Pasti dia ke Kramat Tunggak di
sekitar Tanjung Priok ( sekarang sudah ditutup ). Lantas
kenapa Saritem tetap ramai ?. Dari sini kita bisa lihat,
bukan hanya pelaut yang berpeluang untuk berzinah. Tapi
justru selain pelautlah yang punya kesempatan jauh lebih
banyak untuk mengunjungi lokalisasi. Sedangkan pelaut,
dalam setahun singgah dipelabuhan paling banyak 60 kali,
rata-rata satu sampai dua hari disetiap dipelabuhan,
selebihnya kapal berlayar alias di laut.

Kita kesampingkan soal dosa dan kesetiaan. Jika ada dua
orang laki-laki main perempuan dilokalisasi, yang satu
pelaut, yang lain pegawai bank, misalnya, orang akan
memaklumi si pelaut, karena dia jauh dari istri, tempat
dia bisa menyalurkan nafsunya. Sedangkan si pegawai bank,
bukankah dia dekat dengan istrinya dan setiap saat bisa
minta jatah. Jadi kenapa hanya pelaut yang mendapat
pandangan miring, terutama dari para orang tua yang
memiliki anak gadis dan para gadis itu sendiri. Kenapa
para lelaki didarat bebas dari pandangan picik ini.
Padahal banyak sekali tempat-tempat seperti Saritem di
seluruh Indonesia bahkan di dunia, yang jauh dari
pelabuhan. Pandangan miring/negative orang kebanyakan
terhadap pelaut adalah pandangan yang keliru , walau
memang ada sebagian kecil pelaut yang seperti mereka
anggap.

Dear my Honey ,
Maukah Honey tau bagaimana sesungguhnya kehidupan pelaut
?. Apa aja yang dilakukan seorang pelaut ketika kapalnya
sandar di pelabuhan, baik di Indonesia maupun diluar
negri?. Apa yang dirasakan seorang pelaut saat kapalnya
dipermainkan ombak setinggi rumah, laksana sepotong kayu
yang tak berdaya, diterpa angin berkecepatan 60km/jam
sehingga menimbulkan suara yang mengerikan, dihembus
udara dingin yang membuat hidung mengeluarkan darah dan
kuping serasa 'gak ada, diselimuti kabut sangat tebal yang
pekat sehingga tiang depan kapal sendiri tidak kelihatan,
bahkan teman yang berdiri didekat kita diatas dek nyaris
tak nampak ?. Padahal tugas tak pernah bisa ditinggalkan
begitu saja. Sehingga jika berlayar dalam kabut tebal,
persis seperti orang buta yang mengemudikan kapal
dengan resiko bertabrakan dengan kapal lain. Walaupun ada
RADAR dan ARPA, numun benda-benda inikan buatan manusia
yang tidak bisa dijamin seratus persen keakuratannya serta
bisa mengalami interfensi oleh gelombang-gelombang atau
frekuensi lain yang bertebaran diudara. Love pernah
mengalami hampir ditabrak kapal besar saat seperti ini,
padahal kedua RADAR digunakan. Nanti Love ceritain
disurat selanjutnya.

Tahukah Honey, apa yang ada dibenak pelaut saat kapalnya
dikejar-kejar Typhoon ( Taipun/topan ), yang jika kena
efek ekornya aja ( jangan sampai mendekat
apalagi masuk kepusarannya , yang kecepatan putarnya
sangat dahsyat, yakni 100 s/d 150 km perjam ) sudah cukup
membuat segala isi kapal berhamburan kesana-kemari ( itu
sebabnya hampir semua benda di kapal dilashing/diikat.
Kulkas, tv, komputer, radio, rice cooker, mesin cuci dll,
semuanya terikat dengan kuat didinding atau dimeja ).
Walau cuma kena efeknya/ekornya ( kapal berada sekitar 300
mil/555 km dari pusat putaran Thypoon ), cukup membuat
perut serasa diaduk-aduk, biji mata seperti mau keluar
menahan mual, masakan koki 'gak ada yang sentuh karena
nafsu makan sudah lenyap. Thypoon adalah sebutan untuk
angin/udara yang berputar berlawanan arah jarum jam ( anti
clock-wise ) yang terjadi di wilayah sebelah utara
khatuliastiwa. Sedangkan yang diselatan katulistiwa
disebut Cyclon, yang putarannya searah jarum jam
( clockwise ) . Thypoon dan Cyclon ini,
yang terjadi akibat pertemuan udara panas bertekanan
rendah dengan udara dingin tekanan tinggi, terjadi ratusan
kali sehari di seluruh permukaan bumi ini ( kebanyakan
dilaut ), dengan kecepatan bergerak dan kecepatan pusaran
serta daya hancur yang berbeda-beda. Dari yang paling low
( diameter pusaran hanya beberapa meter dan tidak
berbahaya bagi kapal-kapal ) sampai yang berukuran raksasa
yang masuk kategori Phenomenal, yang kapal seukuran Gas
Jawa ini jadi kecil sangat tak berarti dibanding diameter
pusarannya. Kekuatan alam ternyata sangat dahsyat. Tak ada
manusia yang mampu melawan Thypoon, kecuali sekedar
memprediksi kedatangannya dan menghindar sejauh mungkin.
Hanya itu yang bisa dilakukan para pelaut untuk bisa
selamat dari pembunuh raksasa ini.

Tahukah juga Honey , apa yang ada dipikiran pelaut
pada saat – saat extrim seperti itu ?, saat dimana
kapal terombang ambing miring kekiri kekanan hingga lebih
dari 25 derajat ( kemiringan yang cukup membuat isi kamar
beterbangan. Makanya kalau dalam kondisi seperti ini,
segala benda dikamar, seperti sepatu, kaleng biskuit,
gelas, botol air mineral, handphone, majalah, ember dll,
pindah tempat keatas tempat tidur. Padahal tanpa
benda-benda ini dikasurpun, tidur 'gak nyenyak karena
tubuh akan terguling kekiri kekanan. Semua tempat tidur
dikapal apapun, pasti sejajar membujur badan kapal, 'gak
ada yang melintang ).

Tak ada yang diinginkan seorang pelaut pada saat seperti
itu kecuali pulang kerumah. Kepangkuan istri. Berkumpul
dan bercengkerama dengan anak-anak. Tak ada yang
dirindukan pelaut saat itu, selain hangatnya kopi panas
atau nasi goreng buatan istri dan gelayutan manja
anak-anaknya. Hanya satu yang sangat diinginkan seorang
pelaut ( seberapapun tangguhnya dia ) pada
saat-saat kritis seperti itu, yakni PULANG. Begitu
berartinya kata " PULANG " ini bagi kami para pelaut,
sehingga setiap kali mendengar kata ini, ingatan Love
serta merta terbang kerumah, kepelukan hangat Honey dan
anak-anak kita.

Honey, saat mengetik bagian ini, lagu Sailing yang
dinyanyikan oleh Rod Steward, berkumandang didalam kamar
Love . Cobalah dengarkan lagu yang menyanyat hati para
pelaut ini, niscaya, sebagai istri pelaut pasti Honey akan
menitikkan airmata karena teringat kepada suami Honey yang
sedang berjuang mencari nafkah untuk anak istri tercinta
ditengah samudra nan luas seperti tak bertepi ini . Ini
Love tuliskan sebagian liriknya yang kerap membuat
perasaan Love teraduk-aduk antara rindu kepada anak dan
istri, keinginan memenuhi kebutuhan anak istri, kesepian
dilaut yang sunyi serta ngeri jika membayangkan Super
Taipun yang setiap saat bisa datang menghampiri kami. Ini
liriknya,

I am sailing, I am sailing , home again, accross the sea.
I am sailing stormy water, to be with you, to be free.
I am flying, I am flying, like a bird, across the sky .

Can you hear me, can you hear me
Through the dark night…..far away,
I am dying forever crying
To be with you , you can see

We are sailing, we are sailing, across the sea
We are sailing, we are sailing stormy water
To be near you, to be free.

Disaat-saat seperti inilah baru terasa betapa mahalnya
kebersamaan dengan keluarga. Betapa, menjadi seorang
pelaut harus berkorban lahir batin untuk menafkahi istri
dan anak-anak. Betapa, demi mendapatkan beberapa rupiah
untuk membeli susu anaknya, pelaut harus berhadapan dengan
keperkasaan alam, yang jika tidak disiasati dengan
perhitungan yang tepat , akan memangsa dirinya dan
kapalnya. Betapa, demi cinta dan tanggung jawabnya kepada
istri dan anak, seorang pelaut harus berkenalan dan main
petak umpet dengan Katrina, Sondah, Eleny, Martha, Sherly,
Yvonne, Melissa, Haitang dan Matsa ( ini nama-nama Thypoon
yang sengaja dikasih nama wanita untuk memudahkan pelaut
mengingatnya. ) yang garang dan tak kenal belas kasih,
karena ' wanita-wanita ' ini akan mengangkut segala
benda yang dilewatinya kelangit kemudian membantingnya
kebawah . Kalau kapal yang diangkat dan dihempasnya, ya
hancur berantakan . Patah dua, kemudian tenggelam .
Mungkin karena hal-hal yang ekstrem inilah pelaut dibayar
lebih mahal dibanding pekerja didarat.

Dear kekasih,
Pada dasarnya pelaut adalah laki-laki biasa. Bedanya
dengan laki-laki didarat adalah, pelaut hidup terpisah
dari istri dan anak-anaknya, dari sanak keluarga,
teman-teman, masyarakat dan terpisah dari hiruk pikuk
kehidupan di kota. Begitu kapal sandar, seorang pelaut,
jika ingin pergi ke darat/kota, harus berpacu dengan waktu
yang tak mau sedetikpun menunggu. Kenapa Love bilang
berlomba dengan waktu ?. Karena diantara 2 shift jam
dinasnya ( seorang pelaut kebagian tugas 2 shift sehari,
satu shift lamanya 4 jam. Misalnya si A, dinas/jaga 4-8,
artinya dia wajib tugas dari jam 04.00 sampai 08.00 dan
16.00 sampai 20.00 ) yang cuma delapan jam itulah seorang
pelaut bisa pergi kedarat. Itupun tidak semua pelabuhan
boleh/bisa. Banyak pelabuhan untuk kapal-kapal Gas dan
Chemical yang sangat ketat aturannya. Sepertiga dari
pelabuhan yang Love pernah singgahi, sama sekali tidak
boleh meninggalkan kapal, siapapun dia, termasuk Captain.
Kecuali ada hal-hal yang sangat urgent. Sakit misalnya,
maka Agent akan mengatur janji dengan dokter/rumah sakit
dan mengantar jemput dari dan ke kapal. Jadi kalau memang
si peluat bisa dan mau turun kedarat ( pesiar ), dia cuma
punya waktu 8 jam. Jika di potong waktu perjalanan dari
kapal ke kota dan kembali kekapal yang rata-rata bisa 1
jam. Berarti seorang pelaut cuma punya waktu 7 jam.

Apa yang dilakukan disana ?. Yang pasti adalah menghubungi
istri,anak atau keluarga via telpon untuk melepaskan
rindu. Gampangkah mendapatkan telpon ?, tergantung
dinegara mana dia berada saat itu. Kalau masih di
Indonesia, ya tinggal cari wartel ( bukan warteg, kalau
ke warteg berarti lapar, juga bukan wortel, kalau cari
wortel berarti suami honey ini dari jenis kelinci, he he
he he ). Tapi ada beberapa negara yang sulit untuk
mendapatkan telepon umum ( kalau di Malasyia banyak
bertebaran, tapi cuma 20 persen yang berfungsi, kebanyakan
gak utuh lagi, kalau tidak gagangnya yang raib, ya lubang
koin/kartunya yang disumbat permen karet bekas, bahkan ada
yang tinggal kotaknya doang sehingga sering jadi tempat
orang berteduh kalau hujan, dan mirip gardu hansip, persis
kayak di Indonesia ), atau payah mendapatkan kartunya (
mesti telpon kartu, kalau pake koin, berapa banyak koin
yang harus disediakan untuk international-long
distance-call, nukarnya kan repot ). Mungkin kalau di
ibukota/kota besar tidak ada masalah.

Tapi lain jadinya bagi pelaut yang kapalnya kebanyakan
berlabuh dikota kecil bahkan kampung , semisal Go daoy di
Vietnam - Kunak, Lahat Datu di Malaysia - Cavite, Batangas
di Philipine - Bei Hai, Jangjiagang, Nantong di China (
pernah dengar 'gak nama-nama kota ini ? ). Apalagi kapal
tanker pengangkut cairan kimia atau gas , jetty
tempatnya bersandar ( jetty adalah dermaga yang
konstruksinya mirip jembatan yang menjorok kelaut
sepanjang rata2 lebih dari 300meter, bahkan ada yang
sampai 3km dari garis pantai ) kebanyakan berada jauh
dari pemukiman/kota karena sifat muatannya yang berbahaya.
Belum lagi masalah yang kerap terjadi saat mengakses
nomor yang dituju di Indonesia, yang seringkali
menghabiskan waktu untuk mengulang-ulang karena gagal
tersambung ( jaringan sibuk, telpon dirumah sedang
dipakai ) . Padahal jika menggunakan kartu telepon
yang menggunakan nomor pin, angkanya sampai belasan digit
plus nomor code negara, kode lokal dan nomor yang dituju,
dua tiga kali mengulang aja, bisa kriting jari-jari
tangan. Setelah selesai menumpahkan rindu kepada
anak-istri ( walau cuma mendengar suara dan mengikuti
perkembangan anak-anak lewat telpon , namun sudah sangat
berarti bagi kami pelaut. Cukuplah menjadi obat penawar
rindu yang menyesakkan dada. Hanya itu yang bisa kami
lakukan ), biasanya seorang pelaut pergi ke supermarket (
itupun kalau ada, dikota kecil/kampung mana ada
supermarket apalagi supermall ), atau ke pasar untuk
membeli segala keperluan pribadi . Biasanya yang dibeli
adalah barang-barang yang tidak disediakan oleh perusahaan
diatas kapal, seperti odol, indomie, makanan kecil, cutton
bud, majalah/koran ( kalau di China, Jepang dan Korea
serta India, Srilanka, juga di negara-negara timur tengah,
gak ada yang beli koran/majalah, percuma juga 'gak bisa
dibaca, koran dengan tulisan huruf latin susah
mendapatkannya. ), atau sekedar mencari oleh-oleh untuk,
siapa lagi kalau bukan anak, istri dan keluarga. Proses
perjalanan ke darat sampai kembali lagi kekapal ini, bisa
menghabiskan lebih dari enam sampai delapan jam, apalagi
kalau jettynya jauh banget dari kehidupan ( kampung / kota
). Sehingga ketika kembali kekapal, tugas sudah menanti
lagi, waktu isirahat/tidur pun berlalu begitu saja ( habis
buat pergi nelpon dll ) yang menyebabkan tugas
berikutnya dijalani dengan kondisi yang lelah dan ngantuk.

Untuk kapal tanker chemical khususnya, juga kapal-kapal
jenis lain, menjalani tugas jaga dengan kondisi yang
capek dan ngantuk sangat berbahaya, baik bagi sipelaut
sendiri, muatan, kapal maupun lingkungan. Gimana gak
bahaya, pekerjaan yang di tangani adalah proses
pembongkaran/pemindahan muatan cair berbahaya dari tangki
kapal ke tangki darat ( Discharging ) atau sebaliknya (
Loading ). Chemical yang love bilang sangat berbahaya bagi
manusia dan lingkungan tersebut antara lain, Phenol (
cairan ini menghancurkan segala benda kecuali stainless
steel, jika bersentuhan / ketetesan ), Shulfuric Acid (
hampir sama dengan Phenol ), Styreene Monomer, Parasiline,
Aceton, MEG ( Methyl Ethyl Glycol ), VCM (Vynil
Chloride Monomer ) dan masih banyak lagi lainnya.
Seandainyapun yang dibongkar adalah muatan biasa, solar
misalnya, tetap aja berbahaya . Diatas kapal Chemical
tanker, pipa ( dari ukuran terkecil sebesar pipa air
dirumah sampai yang lebih besar dari batang kelapa ) dan
keran-kerannya ( mulai yang segede lingkar kemudi truk,
sampai yang sebesar keran dirumah ) banyak banget dan
ribet. Jika salah buka atau tutup keran, Vayacondios my
darling....., selamat tinggal dunia……, kalau 'gak kapal
yang meledak, pipa pecah sehingga muatan tumpah ke
dek/laut/sungai, tangki darat yang jebol atau paling tidak
muatan kontaminasi dengan muatan jenis lain ditangki yang
lain ( disatu kapal tanker, muatan yang diangkut bisa
bermacam-macam jenisnya, sesuai dengan order dari
Charterer/Shipper . Sebuah kapal tanker paling sedikit
memiliki 12 tangki untuk muatan. Serta tangki-tangki lain
untuk bahan bakar, air tawar dan ballast ). So,
mengingat hal ini, kebanyakan crew kapal tanker, jarang
turun kedarat kalau tidak penting banget. Untungnya di
negara-negara tertentu ada orang datang ke kapal dan
menyewakan handphone, 3 menit 1 dollar telpon ke
Indonesia. Bahkan kalau dinegara-negara tertentu seperti
India, Pakistan, Bangladesh dll, yang naik dan jualan
dikapal banyak sekali. Ada yang jual jamu, jam tangan,
handphone, vcd/dvd, pakaian, buah-buahan dan jasa potong
rambut serta pijat refleksi.

Sedangkan jika berlabuh jangkar sambil menunggu order
untuk sandar dengan mengikat kapal dengan jangkar/sauh
didekat pelabuhan , biasanya pelaut tidak bisa
meninggalkan kapal, sehingga waktu untuk itu hanya bisa
dilakukan saat kapal sandar di kade/jetty pelabuhan .
Jadi diantara 2 shift jam dinasnya yang cuma
delapan jam, yang sangat sempit , masih adakah lagi
waktunya untuk main perempuan ?.

Itu dari segi waktu. Mari kita lihat dari sudut lain.
Komplek pelacuran disuatu kota disebuah negara yang bisa
dikunjungi oleh seorang pelaut ( akses dari pelabuhan ke
lokasi tersedia ), pasti sudah pernah dikunjungi oleh
ratusan bahkan ribuan pelaut lain dari berbagai bangsa.
Sebagai laki-laki normal ( sekali lagi kita kesampingkan
agama dan kesetiaan ), masak sih masih mau tidur dengan
perempuan yang sudah dipake oleh banyak laki-laki ( pelaut
dari berbagai bangsa ) dengan segala macam ukuran penis.
Kayak apa udah itu miss.Veggy sipelacur. Belum lagi
kemungkinan kena tular penyakit kelamin. Kalau pake
pikiran sehat ( tidak dipengaruhi setan yang mampu
menjadikan yang buruk kelihatan cantik, yang jelek
kelihatan bagus ), pasti tidak ada laki-laki yang mau main
perempuan pelacur. Biar honey tau ya…. Bagi love, adalah
kerugian sangat besar kalau sampe tidur dengan pelacur.
Pasti rugi, love masih muda, ganteng, jarang dipake istri
peralatannya, sehat tanpa penyakit kelamin. Sedangkan si
pelacur, udahlah Miss.Cheerfullnya melar gak karu-karuan,
habis dipake macem-macem bangsa, sikapnya dikasur seperti
batang pisang karena melayani tanpa cinta dan kasih ( mana
ada sih pelacur melayani laki-laki dengan perasaan kasih
dan cinta. Wong motivasinya cuma uang ), dapet duit cuma
telentang doang, enak di dia dong, rugi di love. Gak usah
la yauuw….

Sekarang kita lihat dari segi kesempatan. Kejahatan ( maen
pelacur = kejahatan rohani ) baru akan terlaksana jika ada
niat, waktu/kesempatan dan sarana. Satu dari tiga unsur
ini absen, kejahatan tidak akan terjadi. Seperti yang Love
bilang diatas, bahwa dalam satu tahun, sebuah kapal tanker
seperti MT. Gas Jawa Gas ini, dengan trading trayek
disekitar Asean, paling banyak sandar dipelabuhan, baik
untuk loading maupun discharging, 60 kali saja. Dimana
durasi sandar dikade/jetty lebih kurang 24jam. Seperti
yang juga love bilang diatas soal waktu kedarat yang
sangat sempit, maka bisa dihitung pake jari, berapa kali
seorang pelaut sempat/mau kedarat dalam setahunnya.
Seandainyapun setiap kali kapalnya sandar sang pelaut
pergi pesiar kedarat, berarti total waktu didarat dalam
setahun adalah 60 x 5 jam = 300 jam, sama dengan 12 hari
12 jam. Berarti dalam setahun, seorang pelaut berada
diatas kapal selama 365 – 12,5 = 352,5 hari. Apa yang
dapat dilakukan selama 352,5 hari tersebut diatas kapal
sehubungan dengan main perempuan. Tiap hari yang kami liat
diatas kapal, ya muka yang itu-itu juga ( muka-muka cowok
yang rata-rata dalam keadaan kesepian. Kalau ada crew
berwajah ganteng apalagi yang bersih seperti cewek, ya
agak lumayan enak dilihat ). Sampe ada guyonan begini, '
bosan gua liat elu, pagi elu, siang liat muke elu,
malam ketemu elu lagi, mending cakep kayak artis '.

Wilayah yang bisa kami jelajah sehari-harinya cuma
110m x 16m = 1760m2 ( panjang x lebar kapal ). Padahal
luas Super structure ( bagian kapal yang terdiri dari 5
lantai, tempat kamar-kamar crew, kamar mandi, ruang makan,
ruang cuci dan jemuran, ruang radio, hospital, deck
office, dapur dan refrigerator, dll ) cuma sepertiga dari
luas kapal keseluruhan. Betapa sempitnya dunia kami.
Kalau crew kapal pesiar ( Passanger Ship / Cruise Ship
), yang jauh lebih besar dan luas, malah sebaliknya. Tiap
hari ngeliat wajah-wajah ayu kaum borju. Di kapal ini,
Queen Elisabeth 2 misalnya, kesempatan dan kemudahan untuk
bercinta dengan sesama crew ( dibagian Housekeeping banyak
crew wanita ) dan lebih-lebih dengan penumpang ( baik crew
cewek dengan penumpang laki-laki, maupun sebaliknya )
sangat terbuka luas. Love dengar dari kawan-kawan yang
punya teman dikapal pesiar, banyak sekali passangger,
terutama wanita-wanita kaya, baik muda maupun setengah
tua, yang tujuan utamanya berlayar adalah untuk mencari
laki-laki pemuas nafsu. Seorang teman bilang begini,
' saya berani taruhan, seorang ahli agamapun,
jika ikut berlayar dikapal pesiar, 99,99 persen pasti
tergoda '.

Situasi dan kondisi yang penuh aura maksiat diseluruh
bagian kapal pesiar, mampu merubah seorang baik-baik jadi
pezinah, penjudi dan lain sebagainya. Memang tidak semua
crew kapal pesiar seperti itu. Ada juga yang kuat menahan
birahi. Tapi godaan lain yang sangat kuat daya tariknya,
masih banyak. Casino misalnya. Tempat judi ini tersedia,
bahkan disetiap kelas yang berbeda, model ruangnya juga
beda. Kasihan, banyak sekali cerita yang love dengar, crew
yang pulang cuma bawa kolor ( istilah yang digunakan
pelaut untuk menggambarkan keadaan sorang pelaut yang
pulang dengan tangan hampa ). Semua gaji habis ditelan
mesin Jackpot atau disedot kartu Bacarrat or BlackJack .
Malah ada yang sampai menjual barang pribadi yang dibawa
dari rumah, seperti jam, audio set, handphone dll. Kalau
sudah begini, siapa lagi yang jadi korban kebodohan si
pelaut tolol itu, kalau bukan anak dan istri, yang sudah
berkorban dengan setia menanti berbulan-bulan.

Sekarang soal sarana, dalam hal ini adalah uang.
Honey kan tau berapa total gaji love. Enampuluh persennya
dikirim oleh kantor kerumah untuk Honey dan anak-anak.
Sisanya kami terima dikapal. Memang yang kami pegang
dollar. Tapi angkanya kan kecil sekali. Okelah berapapun
yang kami terima, plus sisa uang makan, tidak akan jadi
masalah. Yang mau Love bahas disini adalah soal
pengeluaran untuk, jika sipelaut punya niat dan waktu,
main pelacur. Data berikut dibawah adalah hasil
pendengaran Love dari bincang-bincang antara sesama pelaut
dikapal ini, kapal-kapal sebelumnya, maupun lewat radio
VHF ( Very High Frequency ) dan radio SSB ( Single Side
Band ).

1. Di seluruh pelosok Philipine, harga tubuh pelacur
adalah 40 USD untuk short-time service dan 70 USD untuk
overnight.
2. Di Bangkok dan Thailand umumnya, 30 s/d 50 USD
short-time. 80 s/d 100USD overnite.
3. Di China 100 s/d 300 Renmimbi shorttime, 300 s/d 500
Renmimbi overnite.
4. Di Vietnam, 20 s/d 40 USD short-time, 40 s/d 60
overnite.
5. Di Malaysia, 100 s/d 150MYR short-time, 150 s/d 250MYR
overnite.
6. Di India 25 s/d 30 Usd short-time, 30 s/d 50 overnite.
7. Dijepang jauh lebih mahal, yaitu 40.000 JPY
short-time, berapa lagi kalo overnite, coba kira-kira
sendiri
8. Di New Zeland, 100NZD shortime, 200NZD overnite.
9. Sedangkan di Australia, 100 s/d 150 short-time, 150 s/d
250 overnite.

Note : Short-time = sekali pakai/sekali orgasme
Overnite = dari pagi ke pagi lagi ( 24 jam )
USD = United State Dollar
JPY = Japanese Yen
MYR = Malaysia Ringgit
NZD = New Zeland Dollar
AUD = Australian Dollar
Renmimbi = Yuan ( mata uang China )

Mari kita konversikan ke mata uang kita.
1 Usd = lebih kurang Rp.9.500,-
1 Renmimbi = lebih kurang Rp.1150,-
1 Yen = lebih kurang Rp.90,-
1 MYR = lebih kurang Rp. 2.500,-
1NZD = lebih kurang Rp. 5.500,-
1AUD = lebih kurang Rp. 5.800,-

Berarti untuk short-time di Jepang, biayanya 40.000JPY x
90 = Rp. 3.600.000,- ( lebih kurang 400USD ) .Bisa beli
apa uang sebanyak ini kalau dibawa pulang kerumah untuk
anak istri. Sungguh bodohlah pelaut yang menghabiskan
uang, yang jika dibelikan susu anaknya ( harga Rp.50.000
per 2kilo ), dapat 72 kaleng, yang cukup untuk setahun,
hanya digunakan untuk kenikmatan sesaat diatas perut
pelacur. Apakah moral semua pelaut sudah sangat buruk,
sehingga uang 400Usd yang setara dengan gaji sebulan
seorang rating ( crew bawahan, tanpa ijazah Akademi
Pelayaran ), dihambur begitu saja ?. Jumlah uang yang
diperoleh dengan mengorbankan kehangatan kasih sayang yang
sangat berharga bersama keluarga, dengan resiko dihantam
ombak dan badai serta cuaca yang ekstrem, dengan
menanggung kesepian dimalam yang gelap gulita ditengah
samudra luas yang seolah tak bertepi, ditebar begitu saja
dikasur pelacur. Tidakkah para pelaut punya hati nurani,
sehingga ia tega menghambur-hamburkan penghasilannya, yang
notebene adalah hak/rezeki istri dan anak-anaknya ?.

Yang membuat Love heran, di China yang komunis, mencari
lokasi pelacuran tidaklah gampang. Di negara Tirai bambu
ini, pelacuran di haramkan. Padahal jelas-jelas mereka
tidak mengakui adanya Tuhan. Memang sudah masuk beberapa
kepercayaan/agama kesana. Islam misalnya, sudah lama ada
di China pedalaman , tepatnya di wilayah Khasgar, daerah
paling barat negri Tiongkok yang berbatasan dengan wilayah
Rusia, India dan Bangladesh ini. Dibeberapa kota pesisir
ditimur dan utara, seperti Tianjin, Bei Hai dan Ningbo,
Xiamen, Dalian, Love sering menemukan penjual sate kambing
( sangat jarang di China orang makan kambing ) dipinggir
jalan yang beragama Islam. Di kota kecil Bei Hai, yang
berdekatan dengan perbatasan Vietnam-China, menurut tukang
sate yang Love temui ( Love buka puasa di warung tendanya
), komunitas Muslim cuma berjumlah 60 orang dengan 1
Masjid tempat mereka berkumpul dan belajar bersama.
Tapikan jumlahnya sangat sedikit, tidak sampai 1 persen.
Sehingga Chinese Muslim yang minoritas di negara dengan
penduduk lebih dari 1 milyar ini , tidak mungkin mengatur
negara, termasuk membuat larangan bagi wanitanya untuk
melacur.

Di Indonesia ?. Astagfirullah, maafkanlah kami ya Allah,
berilah petunjukmu kepada pimpinan-pimpinan kami. Terutama
mereka-mereka yang pernah, sedang dan akan memegang
kekuasaan dinegara kami, untuk menjalankan Syariat Islam
sebagai dasar hukum negara. Coba Honey ingat-ingat, siapa
yang membangun Jakarta dengan hasil judi dan dari pajak
komplek pelacuran Kramat tunggak. Itu baru di DKI.
Bagaimana dengan provinsi-provinsi lainnya. Bagaimana
mereka, para Gubernur, Walikota, Bupati, Camat bahkan
Lurah yang beragama Islam, bisa dengan tanpa merasa
berdosa, menerima amplop/upeti dari pengusaha komplek
pelacuran ?. Tidakkah mereka menyadari bahwa mereka
memberi makan anak-anak dan istrinya dengan buah Zakum (
buah berduri yang jika dimakan akan menghancurkan usus,
yang disediakan untuk penghuni neraka ) dan api dari
neraka ?. Mengertikah keluarga mereka ?. Love 'gak bisa
bayangkan, apa yang akan mereka jawab nanti dihadapan
Allah, pada hari dimana manusia diadili satu persatu
dengan disaksikan seluruh manusia dan jin. Argumen apa
yang mereka siapkan, jika Allah menanyakan tanggungjawab
kepemimpinannya,
' Wahai polan bin polan, kenapa engkau biarkan
masyarakatmu masuk kelumpur maksiat ? ' .
Lalu Allah bertanya lagi,
' Kenapa engkau bangun tempat pelacuran di atas bumiKU
?'. Mungkin kira-kira begitulah Allah akan bertanya.

Dear Honey,
Dari ketiga unsur yang menyebabkan terjadinya kejahatan
rohani ( main pelacur ), kesempatan, sarana dan niat, yang
terakhir inilah yang paling menentukan akan terlaksana
atau tidak kejahatan tersebut. Niat itu datangnya dari
hati, kemudian ( dibantu setan laknat ) mempengaruhi
pikiran seseorang untuk melakukannya. Niat ini
kadang-kadang bisa eliminir dengan mengingat anak, istri
dan terutama dengan mengingat Allah. Berzikir dengan
menyebut nama Allah, dapat menghancurkan kekuatan setan
untu menggoda kita.

Ini soal kedekatan seorang pelaut kepada Tuhan. Biasanya,
yang sering Love perhatikan di lima kapal yang yang lalu,
jika kapal sedang bergulat dengan alam, dimana kondisi
laut, angin dan langit sangat menakutkan, maka seorang
seaman akan ingat Tuhannya. Yang Muslim jadi rajin Sholat
dan baca Al Qur'an dan yang Kristen berdoa dan membuka Al
kitab. Mereka-mereka ini, baru ingat maut dan bahaya yang
setiap saat mengintai mereka selama masih diatas kapal,
baik dalam kondisi berlayar atau sandar dipelabuhan.
Seperti yang Love gambarkan diatas, bagaimana keadaan
kapal yang baru kena ekor taipun aja, udah seperti
sepotong kayu yang tak berdaya diombang-ambing ganasnya
lautan, dikondisi inilah Tuhan baru disapa. Namun, persis
seperti yang diisyaratkan Allah di Al Qur'an surah Al
Ankabut ayat 65, berikut ini,

فَاِذَارَكَبُوْا
فِ
الْفُلْكِ
دَعَوُااللهَ
مُخْلِصِيْنِ
لهَاُلدِّيْنَ

فَلَمَّانَجَّهُمْ
اِلَ
الْبَرِّاِذَاهُمْ
يُشْرِكُوْنَ
Apabila mereka naik kekapal, mereka berdoa kepada ALLAH
dengan ikhlas. Tetapi setelah mereka diselamatkan ALLAH ke
daratan, lantas mereka mempersekutukan ( ALLAH ).

Begitu cuaca cerah, angin kencang seperti lelah bertiup,
langit kembali berwarna biru, taipun sudah lenyap nun jauh
disana dan kapal melenggang dengan gagahnya membelah
samudra, mulailah mereka lupa dengan DIA yang menguasai
alam ini. Keluarlah lagi vcd dari laci, yang menampilkan
adegan manusia bersetubuh laksana binatang, yang diputar
berulang-ulang sampai mata lelah, tubuh letih, dan yang
didapat cuma kenikmatan sesaat yang biasanya dilanjut ke
westafel dikamar, gunakan sabun, senggama dengan tangan
sendiri alias masturbasi. Begitu kapal sandar,
berkeliaranlah orang-orang ini di kota pelabuhan dengan
pakaian terbaik, dompet penuh dollar dan tubuh wangi,
mencari entah apa yang bisa dilakukan untuk
bersenang-senang. Sehingga lupalah dengan DIA yang diatas,
keteteranlah sholat dari Zhuhur sampai Magrib dari Magrib
sampai Subuh, lupa dengan doa minta keselamatan yang
pernah dipanjatkan. Ada, sungguh memang benar ada
pelaut-pelaut seperti ini. Namun persentasenya dibanding
dengan yang jauh lebih baik ahlaknya, sangat sedikit.
Nanti Love ceritain ke Honey kisah-kisah pelaut yang baru
ingat anak istri, setelah dompetnya kosong ( ada lagu
berbahasa Manado tentang pelaut seperti ini, tapi Love
lupa judul dan liriknya ).

Semestinya, pada kondisi laut yang sangat tidak
bersahabat, cukup menjadi pengingat mereka-mereka ini,
untuk selalu berpikir bahwa semua kapal-kapal yang ada
dimuka bumi ini, termasuk yang mereka naiki, dapat
berlayar dengan selamat dari satu pelabuhan kepelabuhan
berikutnya, tidak lain karena nikmat dan kasih sayang
Allah yang maha segalanya kepada manusia. Lihatlah surat
Lukman ayat 31 dan 32.

Manusiakah yang membuat kapal ?. Sepertinya iya, padahal
sesungguhnya Allah lah yang membuatnya untuk kepentingan
manusia. Benarkah kepintaran sipembuat Titanic berasal
dari otaknya, dari hasil pemikirannya ?. Nonsens, Allah
lah yang mengajari manusia membuat kapal. Honey heran ?.
Mau bukti. Mari kita kembali ke belakang, kemasa nabi Nuh.
Di jaman itu, belum pernah ada yang namanya perahu,
sampan, boat, apalagi kapal.

Saat Nabi Nuh mendapat perintah untuk membuat kapal kayu
di atas bukit, beliau bermunajat kepada Allah, minta
diajari bagaimana cara membuat perahu yang di maksudNYA.
Tidak ada satupun manusia saat itu yang tahu cara
membangun sebuah perahu sederhana sekalipun. Lantas Allah
mengajari Nuh dengan perantara Malaikat - Malaikatnya yang
turun kebumi dalam rupa manusia..

وَاصْنِعُ
الْفُلْكِ
بِاَعْيُنِنَاوَوَحْيِنَاوَلاَ
تُخَاطِبْنِيْ
فِ
الَّذِيْنَ
ظَلَمُوْا

اِنَّهُمْ
مُّغْرَقُوْنَ
( هُوْد 37)
Dan buatlah bahtera dengan pengawasan dan wahyu KAMI. Dan
janganlah engkau adukan ( lagi ) kepada KAMI tentang
orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya mereka akan
ditenggelamkan.

Mulailah NABI NUH diajari membelah kayu menjadi selembar
papan untuk lambung kapal. Ditunjukkanlah cara membuat
lunas, gading-gading, deck serta paku-paku dari kayu
untuk menyambung setiap bagian kapal. Disetiap lembar
papan diukirlah nama-nama nabi dari mulai Adam hingga
Muhammad, termasuk nabi-nabi ( selain yang dua
puluh lima ) yang tidak pernah kita dengar namanya. Sejak
itulah, dari pengalaman Nuh membuat kapal kayu pertama di
muka bumi ini, ilmu diturunkan dan di kembangkan sampai
seperti sekarang. Ayat yang menceritakan tentang NABI NUH
dan kapal pertama yang dibuatnya dibawah pengawasan dan
wahyu ( ilmu ) dari ALLAH inilah bukti bahwa ilmu BANGUNAN
KAPAL yang ada sekarang, merupakan pengembangan ilmu yang
diperoleh NABI NUH dari ALLAH SWT.

Jadi, pantaslah Allah murka kepada pembuat Titanic, yang
akibat kesombongannya yang luar biasa, orang lain juga
ikut jadi korban. Dia kira karena dia pintar maka Titanic
bisa dibuatnya. Padahal, kalau dia mau sejenak aja
berfikir, mengingat-ingat dari mana dia dapat Ilmu
Bangunan Kapal , yang sebenarnya dia pelajari dari
orang-orang terdahulu, yang orang-terdahulu juga belajar
dari orang pertama yang diajari oleh Allah melalui
malaikatnya, pasti dia tidak akan sesumbar mengucapkan
kalimat yang menantang keperkasaan Allah yang maha esa dan
maha perkasa.

Dear Honey,
Bosan 'gak baca surat Love ini ?. Enggak kan ?.
Kita kembali ke soal pelaut yang mampu menahan diri dari
berzinah dengan pelacur selama dia bekerja diatas kapal
yang jauh dari istri. Jadi gimana cara melepaskan hasrat
yang semakin hari semakin membara, kalau gak main
perempuan ?. Semua pelaut, berapapun umurnya, kalau tidak
mau ke lokasi, pasti pake jasa 'panglima'. Orang bule
bilang, " F*ck your hand ".. Tau kan Honey, itu tuh
seperti yang Love suruh Honey anuin Love punya pake tangan
dan lotion kalau Honey lagi ada tamu dari PMI ( palang
merah Indonesia ) alias mensturasi, he he he…. Kalau
ngomongin yang rada porno aja, doyan banget deh istriku
ini ( pasti dada honey sekarang bergemuruh ya…. ). Disebut
panglima karena pake lima jari ( jari tangan, bukan jari
kaki. Kalau pake jari kaki, berarti orang bule akan
bilang, ' f*ck your foot ' ).

Selain itu gimana lagi ?. Ya ngarepin mimpi basah (
tidur dikamar mandi salah satu caranya ). Biasanya untuk
dapat mimpi basah yang enak ( memangnya ada mimpi basah
'gak enak ), sebelum tidur kusebut namamu seribu
kali….…..suit suit, lagu kali……., kemudian mengkhayal
sedang begituan. Begituan sama siapa ?.
Ya mengkhayalin ML sama istri (
mengkhayal mah terserah orangnya masing-masing, mo
bayangin istri, bekas pacar, janda dekat rumah, kambing
tetangga…….). Tapi Love kalau udah mengkhayalin Honey,
suka kebablasan, gak tahan, keterusan, ya udah di Handjob
aja. Ada juga pelaut yang jika sudah 'gak tahan banget,
mulai kasak-kusuk, datengin kamar orang, nanya ada majalah
Porno, mo dipinjem tuk stimulan. Begitulah kami pelaut
yang baik-baik ini menyiasati gelisahnya ' sikecil ' yang
tak pernah mengerti, sedang berada dimana tuannya. Kadang
diantara kami ada yang nyeletuk begini, biasanya kalau
rasa ingin campur sama istri udah diubun-ubun, ' Kasihan
banget deh kamu , setahun cuma dipakai untuk pipis doang
', sambil tangannya menggenggam anunya didalam celana.


( Bersambung )
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Sekarang Gratis Nelpon SLJJ Flexi diperluas ke Yogja"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ikuti Lomba Puisi Berhadiah di http://plasaromantis.blog.plasa.com. Menangkan hadiah berupa Ipod, HP Flexi, dll. Kirim Puisi-mu ke plasaromantis@plasa.com

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pacaran Dengan Artis

Malam itu, diawal September 2003, dari perut pesawat
berbadan lebar Boeing 777 Cathay Pacific yang telah
membawaku dari Hongkong ke Jakarta, aku turun dan berjalan
menuju pintu keluar bandara Sukarno Hatta. Ada sedikit
rasa asing berada bandara yang terakhir kali aku kesini
saat berangkat Sign-on sepuluh bulan yang lalu. Selama
itulah aku berada diatas kapal yang berlayar hampir ke 20
negara tanpa pernah sekalipun kapal masuk ke pelabuhan
Indonesia. Dan malam ini, setelah menyelesaikan kontrak
kerja selama 10 bulan diatas kapal tanker yang bernama MT.
Eglantine milik salah satu perusahaan di Jakarta, aku
pulang. Sebenarnya bisa aja aku langsung nyambung pesawat
pertama ke Medan besok pagi tanpa harus keluar dari
bandara. Ya ke Medan, dimana Istri dan kedua anakku telah
menungguku dengan setia selama aku diatas kapal. Tapi
lebih baik aku kekantor untuk menyerahkan semua dokumen –
surat mutasi, passport, buku pelaut , dll – baru pulang ke
Medan.

Dengan menumpang taksi aku menuju rumah salah seorang
tanteku di daerah Cipete. Tanteku ini adalah wanita karir.
Dari sebelum menikah dia sudah terkenal sebagai seorang
penyanyi dan artis layar lebar. Aku pernah tinggal bersama
tanteku yang dulunya adalah Muslim taat beribadah ini,
yang ketika menikah dengan seorang pengusaha dari tanah
Batak, nyebrang menjadi seorang Nasrani. Tiba di rumah
tanteku yang kini anak-anaknya sudah tumbuh jadi
cewek-cewek cantik itu, aku hanya disambut oleh pembantu
dan seorang satpam. Mereka tidak mengenalku. ' Pasti
pegawai baru ' pikirku. Sebab setahun yang lalu, sebelum
aku berangkat, aku masih sering kesini dan mengenal dengan
baik semua orang yang bekerja dirumah tanteku. Masih
berdiri didepan pintu gerbang yang belum dibuka kuncinya,
aku minta supaya satpam tua berusia kira-kira 50 an,
yang berada di dalam segera membuka pintu. Eh dia malah
nanya,
" Mau cari siapa mas ? ".

Aku kan pernah tinggal disini. Jadi, mendengar
pertanyaannya yang aku belum pernah dengar sebelumnya ini,
aku sedikit jengkel, mungkin karena aku kelelahan dan
ngantuk. Karena kapanpun dan jam berapapun aku datang,
biasanya para pembantu atau satpam akan segera membukakan
pintu.
" Saya baru pulang nih dan saya mau masuk "
Jawabanku jelas malah makin membuat si satpam heran.
Menyadari ketidaktahuannya tentang diriku, aku sambung
lagi ucapanku,
" Saya keponakan pemilik rumah ini, Dina dan Tami kemana
?' , tanyaku sambil mengintip kedalam garasi yang pintunya
terbuka, tak satupun mobil ada didalam. Berarti Dina, Tami
dan Tanteku tidak dirumah. Setengah tak percaya, walau aku
sudah menyebut nama kedua anak tanteku, si satpam menyuruh
Darti - pembantu wanita yang belakangan keluar dari rumah
untuk melihat siapa yang datang - untuk mengambil anak
kunci. Aku maklum dengan kekhawatiran mereka. Jaman
sekarang ini, apalagi dikota besar seperti Jakarta, memang
susah menemukan orang jujur. Jadi aku tidak tersinggung
apalagi marah dengan sikap mereka yang terkesan hati-hati.
Untuk menyakinkannya, aku hubungi nomor selular tante ku.
Setelah basa-basi sebentar, kuserahkan handphoneku kepada
pak satpam yang sudah akan memasukkan anak kunci kedalam
gembok.
" Nih pak, Tante Elly mau bicara ".
Entah apa yang dikatakan Tante Elly, demikian aku
memanggil tanteku, kulihat si satpam mengangguk-nganguk (
kan tak perlu ngangguk kalu cuma mau jawab iya ). Padahal
tanteku tidak melihat dia. Sambil telentangpun dia
menjawab telepon Tante Elly, takkan mungkin tanteku tau.
" Iya buk….., iya buk……., '
Terdengar suara pak Yono, nama satpam itu, dengan nada
bersalah. Sampai didalam rumah yang tidak asing lagi
bagiku ini, aku langsung menuju bekas kamarku di lantai
atas. Aku mandi, sholat Magrib dan Isya yang terpaksa ku
jamak, lalu berbaring melepaskan penat setelah terbang
satu jam sepuluh menit dengan pesawat berbadan lebar
Boeing 777 yang masih gres itu. 'gak sampai lima belas
menit, aku dah pindah ke alam misterius yang bernama
mimpi.

Tiba-tiba aku sudah berada didalam minibus bareng Dono
, kasino , Indro, Ateng, Bagio, Benyamin, Nike Ardila dan
Lady Diana. Yang nyetir Dono, aku duduk diantara dua cewek
cantik yang terkenal itu. Di simpang jalan, mobil distop
Charlie Chaplin yang minta ikut. Setelah si pemilik kumis
sepotong kayak Jojon itu naik, Dono ngomong gini, ' Kemana
nih kita, mobil dah penuh, 'gak bisa nambah orang lagi '.
Terus dijawab Indro sambil nyengir-nyengir aneh, '
Kerumah Parto Ngelaba aja, okeh, okeh kawan-kawan '. semua
mengangguk, termasuk aku yang sedang menikmati sedapnya
duduk di jepit dua cewek cantik tapi serem. Lady Di dan
Nike merapatkan duduknya kearahku yang mulai menyadari
bahwa, cuma aku dan Indro yang masih belum pernah mati.
Yang lain kan udah game-over. Kuberanikan bertanya ke
Indro, ' Dro, kok baju kita berdua lain. Mereka kok pake
kain kafan ? ''. Indro yang memang selalu cengengesan,
celingukan ngeliatin semua yang ada di mobil. Kurang
yakin dengan pandangannya, Indro yang duduk didepan
diantara Kasino dan Dono, meraba ikatan kain putih
dikepala Dono, sang supir. ' Apaan sih Ndro pegang-pegang,
gua lagi nyetir nih ', sergah Dono sambil over persneling
dari tiga ke empat. ' Anu, gua kirain tadi elu dodol
Perbaungan ( dodol yang dijual di pinggir jalan kota
Perbaungan, Sumatra Utara, memang mirip pocong kecil ). Ha
ha ha ha…..semua tertawa ( tawa yang lebih mirip tangisan
), kecuali aku dan Indro yang malah ketakutan. Dengan
mimik mukanya yang lucu dan khas, Dono masih assyik dengan
kemudinya. Pas lampu merah, Dono menginjak pedal rem
sekuat-kuatnya ( padahal lampu merahnya masih seratus
meter lagi ), sehingga menimbulkan suara gesekan keempat
ban mobil dengan aspal. Tapi bukannya berbunyi '
ciiiit……', eh malah saperti orang ketawa, ' hi hi hi hi
hehe he he '. Kontanlah semua ikut tertawa , yang juga
aneh, karena tawa kami bunyinya ' ciiciciciiiitttt…..'.
Nah waktu mobil udah bener-bener berhenti, ada polisi yang
mendatangi mobil kami. Pasti ditilang nih, pikirku
( herannya aku jadi 'gak takut lagi saat itu,
walau aku tetap menyadari bahwa cuma aku dan Indro yang
masih hidup didunia ini ). Aku tanya Dono, ' Don, loe
punya SIM 'gak ?'. setengah bingung, Dono ngeraba-raba
bagian belakang pantatnya. '
yahhh…enggak kebawa, ketinggalan dicelana jeans, kan gua
pake baju pocong yang 'gak ada kantungnya '. Sampai di
sisi kiri depan mobil, pak polisi bercelana pendek
kedodoran ( pakaian atas lengkap dengan pangkat polisinya
) yang ternyata Jojon, ngomong gini, ' Eh kebetulan nih,
boleh numpang 'gak ? '. Kasino yang duduk paling pinggir
dan paling dekat dengan berdirinya Jojon, ngejawab, '
boleh aja, tapi dipangku ya…., naik gih'. Dengan girang,
Jojon yang baru abis tugas jaga di persimpangan, segera
menuju pintu tengah. Begitu pintu terbuka, dia kaget, '
lho kok saya udah ada didalam, saya kan belum naik ?.
tanya Jojon heran sambil tangannya menunjuk muka Charlie
Chaplin. Enggak merasa dirinya sebagai Jojon, Charlie
protes, ' ini gua tauk, elu ya itu ' , dia balas menuding
muka Jojon. ' Lha ini siapa ?', tanya Jojon lagi sambil
memencet hidungku. Dipencet begitu, terang aja aku 'gak
bisa nafas. Setengah berontak, aku menepis tangannya.
Samar-samar kudengar suara Jojon, yang masih terus
menjepit hidungku, yang berubah menjadi suara wanita yang
sangat kukenal, '
Eee….bangun…..bangun….'. Tersentak aku langsung membuka
mata, dan ternyata tanteku sedang berdiri sambil memencet
hidungku. Segera aku bangkit. Sambil mengucek-ngucek mata,
sepintas aku melihat sesosok wanita yang belum pernah
kulihat dirumah ini, yang sedang duduk di meja makan
bundar sepuluh meter dari sofa tempatku tidur tadi.
" Apa khabar Tante ? ", aku menempelkan pipi kepipi Tante
Elly.
" Sehat, kamu ?, kemana aja kok lama 'gak kemari ?". Tante
Elly balas menyentuhkan kedua pipinya kewjahku. Tersirat
rasa senang diwajah tanteku. Kehadiranku dalam hidupnya
seperti roh kebahagiaan yang tidak bisa dia dapatkan dari
orang lain, bahkan mantan suaminya. Sampat detik ini, aku
adalah orang yang paling dekat dengan tanteku. Terhitung
sejak aku mulai tinggal bersamanya tujuh tahun yang lalu,
aku adalah orang pertama yang menjadi tempat mengadukan
semua persoalan yang dihadapinya. Entah itu masalah dengan
suaminya, soal keluarga besar kami, sampai soal honor lagu
yang sering terlambat dibayar. Bersamaku, tawa Tante Elly
seperti lepas tanpa beban. Makanya sewaktu aku masih
tinggal dirumah ini, sering dia menungguku pulang, bahkan
sampai tengah malam, hanya untuk sekedar ngobrol dan
bercanda.


" Eh kok melamun, sini kenalin sama teman Tante ", tante
Elly menarik tanganku kearah meja makan.
" Dea, ini Rudi, yang sering mbak Elly ceritan, Rud ini
Dea, kenalin ", Tante Elly memperkenalkan temannya yang
tanpa dikenalinpun aku sudah sering lihat wajahnya di tv
atau majalah. Aku baru menyadari bahwa sosok yang tadi
terlihatku sepintas adalah seorang artis terkenal.
" Rudi ", aku mengulurkan tangan
" Dea Larasati ", Artis yang masih kelihatan remaja itu
menyebutkan namanya secara lengkap.
" Duduk dulu ya, mbak Elly buatin kopi, biar enak
ngobrolnya ", ujar tante Elly seraya melangkah kedapur
kering. Aku menarik kursi diseberang Dea, artis yang
terkenal dengan lagu " Merpati Biru " itu.
" Baru pulang dari mana Rud ", Dea memecah kekakuan.
" Hongkong…", jawabku singkat
" Pulang shopping ? ", tanya Dea lagi
" Dia itu anak kapal De….", tante Elly yang sedang membawa
nampan berisi tiga cangkir kopi yang asapnya masih
mengebul, mendahuluiku.
" Oh ya….. udah keliling dunia dong…", Dea menerima
cangkir yang disodorkan Tante Elly.
" Belum, baru separoh…", jawabku
" Ayo, mumpung masih panas….", tante Elly menyorongkan
secangkir kopi kehadapanku.
" Thank you, Aunty ", ujarku sambil mengaduk kopi dengan
cream yang memang paling kusuka. Kutatap wajah Dea yang
kelihatan lelah namun tetap cantik yang selama ini cuma
kulihat di televisi. " Memang cantik cewek ini ",
batinku. Tolol sekali si Andre itu, wanita nyaris sempurna
begini kok dicerai. Aku mengumpat mantan suami Dea dalam
hati. Seingatku, baru dua bulan yang lalu aku membaca
kisah perceraian artis asal Sukabumi ini ditabloid yang
kubeli di Singapore.

Malam itu, kami lewatkan dengan bercerita dan bercanda
yang sangat mengasyikkan. Sesekali kuceritakan humor-humor
tentang pelaut yang mereka belum pernah dengar. Dan
layaknya wanita biasa, mereka juga tertawa-tawa sampai
terpingkal-pingkal. Dalam hati aku berkata " Ternyata sama
aja semua wanita, apapun propesinya " . Bagi tante Elly
berkumpul dan bercanda ria denganku merupakan hiburan
tersendiri. Sedangkan aku sangat menikmati pemandangan
indah dari sosok seorang wanita cantik kaya dan terkenal
yang berstatus janda itu. Dan Dea juga terlihat menikmati
obrolan yang jika tidak diingatkan oleh dentang jam di
diruang tamu yang berbunyi dua kali, mungkin akan
berlanjut sampai pagi. Sembari bercerita aku
memebanding-banding kedua wanita yang jadi temanku ngobrol
ini. Persamaannya : kedua-duanya kaya, cantik, terkenal
dan janda. Perbedaannya : yang satu adik ibuku, pendeta,
sudah punya anak dua, usia sudah mendekati empat puluh.
Sedangkan satunya lagi, masih muda ( lebih muda dariku
satu tahun ), belum punya anak, masih aktif menyanyi dan
main sinetron.
" ah seandainya…" pikiranku mengembara entah kemana, saat
aku menatap bibir sensual Dea yang dipoles warna merah
muda.

Sayang, saat jam berdentang dua kali tadi, Dea bangkit
dari duduk, merapikan skirtnya dan pamit hendak pulang.
" Mbak Elly, dah hampir pagi nih, Dea pulang dulu ya…",
ujar Dea sambil meraih tasnya dan mengeluarkan kunci
mobil.
" Aduh Dea, kamu udah capek seharian jalan, sekarang
nyetir sendiri ke Sukabumi, udah sayang…tidur sini aja ",
Tante Elly berusaha mencegah Dea yang sudah mulai berjalan
menuju garasi.
" Makasih mbak Elly, tapi Dea besok ada janji dengan
pengacara. Itu lho mbak, urusan dengan pengadilan agama
soal gono-gini belum selesai ", Dea berjalan terus
kegarasi, yang diikuti Tante Elly dan aku dibelakangnya.
" Begini aja, biar Rudi yang anter kamu " usul Tante Elly
spontan. Dea yang sudah siap masuk kemobil menatapku.,
seolah ingin tahu apakah aku bersedia mengantarnya.
" Kamu masih kuat kan Rud ", tanya Tante Elly. Namun aku
menangkapnya bukan sebagai pertanyaan, tapi permintaan
halus yang tidak bisa kutolak..
" Kalau Rudi bersedia…..", kalimat Dea menggantung.
" Ya udah, kamu yang setir…", ujar Tante Elly kepadaku.
Tante Elly mengambil kunci mobil dari tangan Dea, lalu
menyerahkannya ketanganku.

Semenit kemudian, aku dan Dea sudah berada di dalam mobil
mewah bernama Mercedes Benz S class seri 500, hasil dari
album terakhir Dea. Kuhidupkan mesin buatan Jerman itu,
kunekan pedal rem sembari mendorong tuas persneling otomat
ke posisi maju, siap mengantar seorang artis terkenal,
muda , kaya dan cantik yang sekalipun tidak pernah
terlintas dipikiranku.

" Dagh mbak Elly….sampai minggu depan ya…", Dea pamit
kepada Tante Elly yang berdiri disisi kiri mobil.
" Dagh… pelan-pelan Rud…", Tante Elly, setengah berteriak
mengingatkanku. Aku hanya tersenyum. Itu adalah kalimat
rutin yang akan diucapkan tante Elly setiap kali aku
berada dibelakang kemudi, apalagi jika adik bungsu
Almarhumah ibuku itu ada didalamnya. Tante Elly memang
sudah tahu betul kebiasaanku mengenderai mobil yang tidak
bisa terima kalau didahului kenderaan lain, yang langsung
akan kuuber sampai aku didepan lagi. Dan memang aku tidak
begitu suka berlama-lama dijalan, kalau memang bisa
cepat sampai ketujuan, kenapa tidak.

Perlahan, aku melepaskan pedal rem. Mobil maju perlahan.
Keluar dari garasi, kubelokkan kekanan. Sengaja aku belum
menyalakan lampu besar, karena didepan sana, dekat portal
yang menghalangi jalan, duduk sekelompok anak muda yang
sedang jaga sambil main kartu domino. Begitu dekat,
kuturunkan kaca pintu, kulongokkan kepala keluar, agar
jelas terlihat siapa saja yang sedang nongkrong dini hari
menjelang subuh begini.
" Selamat malam ", sapaku.
"Malam….", suara pak Soleh terdengar familiar
ditelingaku.
" Woiii Rud… kapan datang loe…?, tanya yang pake jaket
kulit hitam, yang ternyata Fendy.
" Magrib tadi Fen…", jawabku sambil membuka pintu dan
turun. " Sebentar ya Dea… ", ujarku kepada Dea yang
langsung menganggguk. Kusalami mereka satu persatu.
" Wah… makin keren aja loe Rud… ", puji Sayuti, anak
Betawi asli Cilandak.
" Pentboy pesenan gua mana…", tanya Fery ceking sambil
berdiri, seolah pesanannya ada didalam mobil. Pentboy
adalah bahasa halus mereka untuk menyebut majalah porno
Penthouse dan Playboy.
" Tomorrow Fer, masih dikoper.. gua anter tamu tante gua
dulu ya…". Aku masuk kembali kemobil. Pamit kepada mereka.
Pak Soleh mengulur tali yang mengikat ujung portal,
sehingga terbuka. " Makasih pak, jalan dulu ya…
", aku melambaikan tangan kearah pak Soleh.

Dua puluh meter kedepan, kubelokkan mobil kekanan,
menyusuri jalan Kramat Batu. Sampai pertigaan dengan jalan
Fatmawati, belok kiri. Dijalanan yang masih sepi di pagi
buta begini, aku merasa seperti masuk kelandasan pacu
arena balap. Hanya satu dua mobil yang terlihat. Ketika
pedal gas kutekan lebih dalam dan rpm mesin bertambah,
secara otomatis persneling pindah ke dua. Namun sangat
lembut hingga nyaris tak terasa. Sengaja aku belum memacu
mobil bertenaga besar ini, sambil memikirkan route kearah
tol Jagorawi. Dari arah berlawanan, dua buah metromini
nomor S610 terlihat berusaha saling mendahului. aku masih
mengenderai dibawah 40km perjam. Sebelum mencapai putaran
didepan gedung BCA, aku melirik Dea yang yang sedang
memejamkan matanya. Bibirnya yang sensual terbuka sedikit,
seolah hendak ngomong. Walau hanya sekilas melirik, aku
sangat menikmati pemandangan indah tersebut. Persis saat
aku hendak menyalakan lampu sign kanan, Dea meluruskan
badannya, merapikan duduknya serta memintaku untuk tidak
berbelok.

" Mau lewat mana De…?, tanyaku heran. Menurutku lebih
cepat mutar disini, terus kejalan lingkar luar selatan,
kemudian ke Jagorawi.
" Gua lapar, kita cari makan dulu di sebelah OL ", Dea
menyebut tempat nongkrong anak-anak muda Jakarta Selatan,
diseputaran gedung sekolah Ora Et Labora dekat pom bensin
Melawai Raya. Beberapa tahu yang lalu, aku juga sering
nongkrong disitu kalo lagi ngedate. Atau berdua Toto,
sepupuku yang sekarang tinggal di Bengkulu, menikmati
jajanan pinggir jalan sambil cuci mata.

" Kamu lapar juga kan Rud..", tanya Dea.
" Boleh juga.." sahutku sambil menekan pedal gas lebih
dalam, gak jadi mutar. Sejenak suasana hening. Dari
speaker belakang, sayup sayup terdengar suara Ali Mc
Chambel melantunkan lagu Homely Girl.
" Rud…", panggil Dea pelan
" Ya.."
" Cerita lagi dong soal kapalnya…"
" Rasanya udah semua gua certain tadi…" , sahutku sambil
tangan kiriku merapikan anak rambut yang jatuh dikening,
sementara tangan kananku sedang menikmati lembutnya kemudi
mobil mewah buatan Jerman ini.
" Masih ada yang ketinggalan lho…" , desak Dea, " Atau
kamu malu nyeritainnya "
" Soal apa lagi ?"
" Gimana dengan cewek-cewek disetiap pelabuhan yang kamu
singgahi ?".
" Oh itu…, lain tempat lain ceritanya De…", jawabku asal.
" Kenapa ? ".
" Karena memang cewek-ceweknya beda "
" Ceritain dong…… ", rengek Dea
" Cuma ada dua situasi berkaitan dengan cewek-cewek
disetiap pelabuhan, pertama, para perempuan datang
kekapal dan menjajakan tubuhnya dari kamar ke kamar selama
kapal sandar atau berlabuh jangkar….", aku berhenti,
menanti reaksi janda muda yang sangat menggairahkan para
lelaki ini. Tapi Dea tak bertanya apa-apa, malah
mengangkat kakinya keatas jok dan membalikkan badan
sehingga menghadap kearahku.
" Kedua, pelautnya yang nyari kedarat ", sambungku,
setelah agak lama menunggu reaksi Dea.
" Kamu pernah kesana ? ", Dea menyandarkan kepalanya ke
sandaran kepala. Tangan kanannya menopang dagu.
" Yang lucunya De, ", sambungku tanpa menghiraukan
pertanyaannya, " Banyak juga pelaut yang munafik,
pura-pura suci. Ketika ditanya mau kemana, bilangnya mo
kesupermarket. Terus ketika yang lain juga ditanya saat
hendak pergi, jawabnya mau telpon ke Indonesia. Satunya
lagi, bilang mau cari souvenir buat oleh-oleh. Eh 'gak
taunya, kempat-empatnya, yang ditanya dan yang nanya,
ketemu di tempat yang sama, dirumah bordil, ha ha ha…."
Dea tertawa menunjukkan barisan giginya yang putih bersih.
" Kamu pernah kesana ? ". Dea mengulang pertanyaannya.
" Kemana ?, kelokasi cewek-cewek itu ?, Enggak….'"
" Ah yang bener….", Dea tak percaya
" Buat apa saya bohong, kagak ada untungnya "
" Terus gimana dong dengan libido kamu ? ".
Pertanyaan Dea agak vulgar. Aku terdiam sejenak,
memikirkan jawaban yang tepat sekaligus jujur. Aku juga
heran dengan pertanyaannya yang kuanggap terlalu jauh
masuk wilayah pribadiku. Tapi aku ingat, kami sudah
sama-sama dewasa. Tak ada salahnya kurasa bicara
nyerempet-nyerempet sedikit. Didepan terlihat Gedung OL,
kuarahkan mobil kederetan mobil-mobil yang diparkir tak
jauh dari barisan tenda-tenda kakilima. Sambil menepi,
menekan pedal rem, menarik tuas rem tangan serta
memindahkan tuas persneling keposisi netral tanpa
mematikan mesin, aku jawab tanpa malu-malu, " kalau sudah
tak tahan, ya terpaksa pake jasa panglima. Lima lawan satu
".
" Panglima siapa… ? ".
Aku tertawa ngakak. Lugu sekali cewek ini.
" Kamu mau makan apa De ? ", tanyaku tanpa memperdulikan
pertanyaannya sembari turun dari mobil.
" Pesenin pisang bakar, sama strawberry milk-shake ya.. "
" Baik tuan putri, hamba segera kembali dengan pesanan
tuan putri ", ujarku bercanda. Dea tersenyum, manis
sekali.

Kembali kemobil setelah memesan dua porsi pisang bakar dan
strawberry milk-shake, seperti yang diminta Dea, aku
merebahkan jok sampai posisi paling rendah. Dea yang
memperhatikanku dari tadi, bertanya lagi.
" Panglima yang kamu bilang tadi, maksudnya apa Rud ? " ,
Dea mendesak kepengen jawaban jelas. Aku melebarkan kelima
jari tangan kananku kearahnya, " Ini berapa De ? ".
" Lima "
" Kira-kira yang satunya apa "
" Yak ampun, gua kirain apa, gak taunya swalayan…ha ha ha
ha ."

Dea terkekeh kekeh. Suasana dalam mobil rame dan berkesan
romantis. Suasana yang sangat sering aku dapatkan saat
kencan dengan gadis-gadisku dulu. Ah Dea, kamu telah
membangkitkan gairah mudaku sampai ketahap aku ingin
mendekap kamu. Sungguh, aku sangat menikmatinya dan tak
ingin saat-saat seperti ini cepat berlalu. " Seandainya…".
Pikiran nakal, yang menyuruhku untuk menggiring Dea larut
dalam suasana intim, tiba-tiba melintas. Dia kan janda.
Pasti sudah lama tak disentuh laki-laki. Kalau saja aku
bisa….
Kutepis pikiran gila itu. " Mana mungkin Rud. Dia siapa,
kau siapa ". Terngiang suara mengejek diriku sendiri.
" Cewek yang datang kekapal cantik-cantik ya….Rud "
" Ada juga, tapi….",
" Tapi apa ? ", sergah Dea sebelum aku sempat meneruskan
kalimatku'
" Kalau kamu pada posisi saya, dan kamu tahu bahwa
cewek-cewek itu sudah menjajakan tubuhnya dari satu kapal
ke kapal lain dan sudah dipakai oleh bermacam-macam bangsa
dengan dengan bermacam ukuran, masih adakah keinginan
untuk menidurinya ? ".
" Bisa kena AIDS dong ", sergah Dea
" Itu dia…, tapi yang utama, gua 'gak mau menambah dosa
gua yang sudah menggunung De…".
" Sebanyak apa rupanya dosa kamu ? ", Dea menyelidik
" Masa lalu gua kelam, banyak melakukan pekerjaan setan…"
" Semua orang pasti pernah berbuat dosa Rud...", Dea
sepertinya hendak menghiburku.
" Apa aja yang kamu kerjakan dulu….? ", tanya Dea
menyelidik.
" Gua pernah tinggal di Denpasar beberapa tahun yang lalu
", aku terpancing bercerita. " Sebagai kepala cabang
sebuah perusahaan jasa yang mengurus kedatangan dan
kepulangan crew asing yang bekerja di pengeboran minyak
lepas pantai. Kebanyakan dari Australia dan Amerika "
" Oh ya…enak dong..pasti bahasa Inggris kamu lancar sekali
ya…. "
" Terpaksa harus bisa. Tapi aku lebih banyak berurusan
dengan Bea Cukai, Imigrasi, Airlines dan biro travel "

Dea menurunkan kaca pintunya ketika seseorang datang
mengantar pesanan kami. Dea menyerahkan seporsi untukku
dan mulai melahap bagiannya.

" Apa hubungannya urusan pekerjaan kamu dengan dosa ?',
tanya Dea sambil menggigit potongan pisang bakar.
" Demi kelancaran tugas-tugasku, aku harus rajin
mengentertaint mereka "
" Lalu…? "
" Ya begitu, biasanya aku ajak ke Diskotik, Café, mancing
atau membelikan tiket pesawat. Tapi sering minta
dibookingin kamar hotel lengkap dengan selimut hidupnya "
" Kenapa tidak dikasih mentahnya aja "
" Hampir semua menolak saat gua serahkan amplop, mungkin
karena mereka sudah kebanyakan duit 'kali "
" Terus… "
" Lama - lama gua jengah juga harus berurusan dengan para
' ayam ' pesanan mereka. Aku jadi tahu seluk
beluk dunia hitam di Denpasar , Selain gua berdosa, gua
juga merasa bersalah terhadap istri-istri mereka. Akhirnya
gua tinggalkan Denpasar ", Aku menelan potongan pisang
terakhir.
" setelah itu kamu kemana ? "
" Hanya sebulan gua nganggur di Jakarta. Lalu ada tawaran
dari teman yang sedang membangun hotel bintang lima di
Batam. Aku ditawari di bagian Purchasing. Dan akhirnya
sama seperti di Denpasar "
" Kok bisa ? "
" Sembilan puluh persen supplier kebutuhan hotel yang
sedang kami bangun, ada di Singapore. Aku yang berurusan
dengan mereka. Dan setiap sabtu, mereka suka datang
plesiran ke Batam. Cilakanya, aku tak bisa menolak ketika
mereka minta dicariin ayam segar yang masih muda. Tak ada
bedanya kan ?. Tadinya aku coba bersikap cuek. Tapi setiap
minggu bergaul dengan mereka, aku takut terlanjur terlalu
jauh "
" Tapikan tergantung gimana kamunya. Mestinya kamu bisa
menghindar ", ujar Dea sambil melap bibirnya dengan
tissue.
" Benar De, namun sekeras apapun batu, jika ditetesin air
terus menerus, pasti akan bolong suatu hari "
" Jadi, batunya udah bolong ? ", tuduh Dea
" Belum sih, tapi udah cekung, ha ha ha ….." , Aku
terbahak. Dea tertawa sambil menutup mulutnya dengan
tangan. Meski terlihat lelah, tapi Dea sepertinya enjoy
aja ngobrol denganku. Tiba-tiba Dea melontarkan pertanyaan
yang tak kusangka-sangka. Entah apa maksudnya, aku tak
tahu.
" Seandainya ada seorang wanita cantik, muda dan kaya
megajak kencan beberapa hari ke Bali misalnya, kamu nolak
'gak ? "
" Siapa ? ", aku balik tanya
" Siapa aja "
" Kalau seandainya kamu istri saya dan kamu tahu suami
kamu serong dengan wanita yang kamu sebut tadi, gimana
perasaan kamu ? "
" Terlepas dari urusan istri, kamu tergoda enggak ? "
" Dea, kamu belum mengenal aku seutuhnya "
" Ceritain dong "
" AKu sudah sangat kenyang bergaul dengan segala macam
perempuan dan segala tingkah lakunya "
" Maksud kamu pacar ? "
" Iya, tak cukup semua jari kamu untuk menghitungnya "
" Apa hubungannya dengan pertanyaan gua tadi ? "
" Aku sering traveling berdua dengan wanita sampai
berhari-hari, ke Parapat misalnya. Jadi aku tak kaget lagi
dengan tawaran tadi "
" Tapi ini lain…."
" Apanya yang beda ? "
"Tiga hari berdua di Bali dengan wanita cantik, tanpa
menyentuhnya. Sanggup ? "
" Apa susahnya ? "
" Bisa ?, walaupun tidur sekamar ? "
" Aku sudah pernah melakukannya, dan aku bisa "
" Kalau diuji sekali lagi berani ? "
" Konsekwensinya apa ?, aku balik bertanya.
" Jika kamu mampu bertahan selama tiga hari tiga malam
berdua di kamar yang sama dengan seorang wanita muda
cantik dan kaya, apapun yang dilakukan wanita tersebut,
tanpa tergoda untuk macam-macam, sebuah Honda Accord tahun
terbaru untuk kamu "
" Benar nih ? ", tanyaku antusias, membayangkan sebuah
sedan, jangankan yang baru, yang bekas pun belum pernah
kumiliki.
" He eh, tapi kalau kamu gagal, ada hukumannya "
" Apa ? "
" Kamu harus mengabdi kepada wanita tersebut selama tiga
bulan berturut-turut dan harus mau melakukan apapun yang
diperintahkannya "
" Boleh, tapi ngomong-ngomong, siapa sih wanita yang kamu
maksud ? "
" Mungkin kamu pernah lihat, mungkin juga belum. Tapi aku
akrab dengannya. Dia muda, cantik dan kaya. Mobil seperti
yang kita naiki ini, kalau dia mau, lima bisa dia beli.
Kalau kamu berani terima tantangannya, nanti aku beritahu
dia. Dan aku akan hubungi kamu. "

Subuh itu kami tiba dirumah Dea dengan selamat. Setelah
menunggu sekitar satu jam, sambil menikmati secangkir teh
hangat, aku kembali ke Jakarta di antar oleh supir Dea
yang kemarin absen karena harus menghadiri pemakaman salah
satu kerabatnya yang meninggal dunia. Dan hanya berselang
dua hari, telepon genggamku berdering.
" Hallo, Rud apa khabar ? ", terdengar suara Dea
" Baik, kamu gimana ?. dah kelar urusan pengadilannya ? ".
Aku balik bertanya
" Belum "
" Ada apa De ? ", tanyaku pura-pura. Padahal aku yakin Dea
pasti akan mengabarkan rencana PERTARUHAN GILA yang sudah
kami sepakati.
" Wanita tersebut setuju. Kamu harus sudah di Cengkareng
jam 10.00 wib hari sabtu besok. Dengan menunjukkan KTP,
Kamu minta aja tiket atas nama kamu di counter GARUDA.
Wanita tersebut sudah akan berada diruang tunggu lebih
dahulu. Kalian terbang dengan pesawat jam 11.00 tujuan
Denpasar. Kamu akan dijumpai wanita tersebut setelah
pesawat mendarat di Ngurah Rai. Dan selanjutnya, selamat
berjuang. Aku doain semoga tidak berhasil dapat Honda
Accord, ha ha ha ha…..", ujar Dea menjelaskan apa yang
harus kulakukan dengan panjang lebar dan diakhiri dengan
tawa renyah dari bibirnya yang sensual. Klik. Telepon
diputus. Aku coba menghubunginya lagi. Tapi telponnya
langsung tidak aktif. Kenapa langsung dimatikan tanpa
menunggu komentarku ?. apa sebab Dea bilang dia akan
mendoakan agar aku tidak berhasil mendapatkan Honda Accord
taruhan tersebut, yang berarti aku takluk dalam pelukan
wanita tersebut ?. Apakah yang sebenarnya diinginkan Dea
?. Aku menang atau kalah dalam taruhan ini ?. Kalau Dea
berharap aku menang, berarti Dea tidak ingin aku jatuh
kepelukan wanita tersebut ?. Kenapa ?. Apakah dia
menginginkanku dan tidak mau aku ditaklukkan wanita,
yang entah siapa tersebut ?. Lalu kenapa dia atur
pertaruhan ini sampai benar-benar terjadi ?. Entahlah, aku
memang tak paham dengan cara berpikir wanita. Dan hari ini
sudah Jum'at, berarti besok aku harus ke Bandara Sukarno
Hatta. Permainan ini sudah berjalan, aku tidak bisa mundur
lagi. Lagi pula, aku memang bertekad mendapatkan Honda
Accord tersebut.

Malamnya aku tak bisa tidur . Kepalaku penuh dengan
rencana-rencana, lebih tepat disebut kiat-kiat untuk
menghindari hal-hal yang akan menjerumuskan aku untuk
takluk. Dulu aku memang pernah tidur bersama wanita di
hotel tanpa melakukan apa-apa. Bahkan menyentuhnya pun
tidak. Tapi itu cuma satu malam dan dengan wanita, yang
meskipun janda dan boleh kunikahi, tapi masih terhitung
saudara sepupu jauhku. Sampai menjelang subuh, mataku baru
benar-benar bisa terpejam, setelah sebelumnya penuh dengan
bayang-bayang, seperti apa kira-kira wanita yang akan
menjadi temanku tidur selama tiga hari di Denpasar nanti.

Hanya dua jam aku terlelap. Begitu bangun, aku langsung
mandi dan berangkat ke Bandara naik bis dari Blok M plaza.
Tak ada kesulitan saat meminta tiket pada petugas di
counter GARUDA, seperti yang di instruksikan Dea, karena
tiket tersebut sudah dibayar dan dititipkan oleh wanita
tersebut disana. Dan karena tiketnya kelas bisnis, aku
langsung masuk ke Business Lounge. Sambil menikmati kopi
dan snack yang tersedia gratis di ruang tunggu khusus
penumpang dengan tiket bisnis tersebut, mataku menyapu
sekeliling ruangan. Mencoba mencari sosok wanita yang akan
menjadi temanku tidur di Denpasar nanti. Di dekat pintu
masuk, tiga orang lelaki berusia tiga puluhan yang
berpakaian seperti eksekutive, dengan jas dan dasinya,
serta dua orang wanita muda, duduk sambil membicarakan
sesuatu. Sebuah laptop terlihat menyala diatas meja
ditengah mereka. Sepasang suami istri berkulit putih khas
turis dari Eropa berada tak jauh dari mereka. Seorang
wanita dan seorang anak laki-laki berusia lima tahun baru
saja masuk. Di pojok selatan, dua orang wanita muda dengan
pakaian casual, duduk menikmati makanannya. Hanya itu
penumpang yang ada diruangan ini. Jadi yang mana wanita
yang telah membelikanku tiket bisnis Jakarta –
Denpasar - Jakarta ini ?. Kemungkinan terbesar – jika
memang dia sudah lebih dulu datang seperti yang di katakan
Dea – adalah salah satu dari kedua wanita dipojok selatan
tersebut. Tapi kenapa berdua ?. Dea bilang kan seorang
wanita. Kalau memang benar kedua wanita ini yang akan jadi
teman tidurku, berarti PERTARUHAN ini menjadi semakin
berkembang seru. Berarti aku harus tidur bareng dua wanita
yang, jangan-jangan maniak sex. Atau mereka lesbi AC-DC,
yang juga mau berhubungan dengan pria. Dan aku akan
menjadi keroyokan mereka, seperti yang pernah kulihat di
film biru. Entahlah, aku tak perduli. Yang penting Honda
ACCORD tahun terakhir mesti menjadi milikku. Tiba-tiba aku
teringat Dea. Kuhubungi selularnya, dan nyambung.
" Hai Rud, udah di Bandara ya ? ", tanya Dea langsung
" He eh, yang mana wanita yang kamu maksud, apa dia belum
datang ? "
" Mana gua tau. Mungkin ada disitu, mungkin juga belum
datang "
" Tapi aku sudah dapat tiketnya "
" Dia bilang kan akan menjumpai kamu begitu pesawat
mendarat "
" Iya sih…tapi aku penasaran, kamu dimana Dea ? "
" Di rumah, udah ya…. Selamat berjuang…". Dea memutus
telepon. Padahal aku masih ingin bertanya. Tak lama,
penumpang dipersilahkan naik kepesawat.
Di Ngurah Rai, tak ada wanita yang menjumpaiku. Yang ada
seorang bapak dengan selembar karton bertuliskan namaku di
pintu keluar.
" Pak Rudi ya….? ", tanya bapak tersebut saat kudatangi.
" Benar, bapak siapa ?"
" Saya supir yang diminta menjemput bapak ", ujar pak
Suryono, demikian nama lelaki berusia sekitar limapuluhan
tersebut. Dengan sopan dia meminta travel bagku, serta
mengajak kemobil yang diparkir tak jauh dari pintu keluar.
Dijalan, kutanya tujuan kami.
" Kita ke Bali Intercontinental Hotel ", jawab pak Suryono
singkat.


( Bersambung )
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Sekarang Gratis Nelpon SLJJ Flexi diperluas ke Yogja"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ikuti Lomba Puisi Berhadiah di http://plasaromantis.blog.plasa.com. Menangkan hadiah berupa Ipod, HP Flexi, dll. Kirim Puisi-mu ke plasaromantis@plasa.com

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

One Kiss Seharga 2 Juta

Hujan yang membasahi kota Medan baru saja mereda siang
itu. Jalan Putri Hijau yang sempat macet, kembali lancar.
Dari arah Balai Kota, sebuah Jeep Cherooke berwarna hitam
meluncur cepat. Didepan Deli Plaza yang pintu keluarnya
dipenuhi pengunjung yang sedang berhenti, mobil 4x4 yang
berisi tujuh cowok itu membelok kekanan. Masuk ke
kepelataran parkir didepan deretan ruko yang berseberangan
dengan pusat perbelanjaan yang sekarang menyatu dengan
Sinar Plaza itu. Tepat di depan Jumbo Restoran yang
menyediakan makanan laut, sang pengemudi Cherooke memarkir
mobilnya. Semenit kemudian, ketujuh cowok yang berusia
belasan tahun, kecuali seorang yang berperawakan tinggi
besar dengan rambut keriting berwajah khas Timor, yang
kelihatan jauh lebih tua itu, sudah melangkah naik
kelantai dua restoran yang lumayan terkenal di Medan
tersebut. Seorang pelayan menyapa mereka dan
mempersilahkan duduk di meja besar dengan delapan bangku
yang mengelilinginya. Sembari berjalan menuju meja yang
ditunjuk pelayan tersebut, mereka bercanda riang, khas
anak belasan tahun.

Hari ini, mereka akan merayakan kemenangan tim renang
remaja dari Pekan Baru, yang meraih juara umum dalam
pertandingan antar klub renang provinsi Sumut – Riau yang
baru saja selesai diselenggarakan di kolam renang
Selayang. Tiga diantara ketujuh cowok tersebut, Ferro,
Syahrul dan Niko, adalah anggota tim remaja Pekan Baru.
Tiga orang lagi, Roy, Mulyono dan Sugi asli anak Medan.
Sedangkan si orang Timor adalah supir yang membawa
anak-anak Pekan Baru itu dengan mobil ke Medan. Olesyous
Silae nama supir itu. Sebenarnya masih ada enam orang lagi
anggota tim renang yang di pimpin oleh abang Mulyono itu,
yang karena keenamnya cewek, memilih acara sendiri untuk
merayakan kemenangan mereka.

Dan ketika menu yang dipesan datang, tanpa menunggu
aba-aba lagi, mereka menyantap makanan laut yang penuh
protein dan kolesterol itu. Sambil sesekali bercanda, Roy
yang paling kocak diantara mereka, melontarkan
cerita-cerita lucu. Meski baru kenal dengan Roy, Mulyono
dan Sugi, namun anak-anak Pekan Baru berusia SMP itu,
terlihat sangat akrab. Tawa mereka mereda ketika dari
tangga bawah, terlihat dua cewek berseragam SMU naik
kelantai dua dan memilih duduk dipojok dekat kaca yang
menghadap ke Deli Plaza. Empat belas bola mata hampir tak
berkedip menyaksikan dua sosok yang sangat cantik laksana
bidadari tersebut.

Yang satu, rambutnya pendek ala Lady Diana, kulitnya
kuning langsat, hidung bangir dan bibirnya tipis.
Sedangkan temannya berwajah khas gadis minang, dengan
rambut panjang sepunggung yang dibiarkan tergerai.
Menyadari ada banyak biji mata sedang menatapnya, kedua
cewek yang paling cantik yang pernah dilihat Roy itu, agak
salah tingkah. Sambil menunggu pesanannya, keduanya
membuka majalah remaja yang mereka bawa, sehingga menutupi
wajah manis mereka.

" Gila, cakep banget itu bocah ", gumam Roy yang
ditujukan entah kepada siapa. Mulyono yang sejalan dengan
Roy dalam hal cewek, mengguit paha Roy yang duduk
disebelahnya.
" Kau pilih yang mana ? ", tanya Mul seakan menyuruh Roy
memilih antara dua buah benda berharga.
" Kalau disuruh milih, aku lebih baik pakai koin.
Dua-duanya seperti bidadari sih….", jawab Roy tanpa
mengalihkan pendangannya. Begitu cantiknya kedua mahluk
tersebut, sehingga bang Oles, demikian si supir asal Timor
itu dipanggil, tanpa disadarinya, ternganga mulutnya dan
baru mingkem saat pundaknya di tepuk Sugi,
" Eling bang, ingat anak istri dirumah ", tegur Sugi
mengagetkan bang Oles.
Tawa canda ketujuh cowok yang sedang ramai menikmati
seafood yang kebanyakan dipesan setengah mateng itu,
semakin ramai sejak kedatangan dua cewek berwajah innocent
tersebut. Roy yang terkenal dengan reputasinya dalam hal
menyabet gandengan, sampai menelan ludah. Tiba-tiba,
Syahrul yang anak direktur pemasaran Caltex Pekan Baru
itu, nyeletuk,
" Roy, berani terima tantangan gua 'gak "
" Tantangan apa ? ", tanya Roy sambil memasukkan seekor
udang rebus kemulutnya.
" Gua denger dari Mulyono, Lu jagonya nyabet cewek ",
pancing Syahrul
" Hm….lalu apa ? ", Tanya Roy acuh tak acuh
" Cewek itu… ", jawab Syahrul sambil menunjuk kearah dua
mahluk cantik tersebut dengan matanya.
" Mau diapain ? ", tanya Roy lagi
" Lu kan jagonya dalam hal mendekati cewek, gua mau lihat
sendiri kepiawaian lu ", ujar Syahrul
" Terus…..", Roy memasukkan lagi udang rebus berwarna
merah yang memang sangat digemarinya itu kedalam mulutnya.
" Kalau lu berani duduk dikursi dekat mereka, Lima puluh
ribu buat lu ", tantang Syahrul sambil mengeluarkan
selembar uang lima puluh ribu dari saku bajunya.
" Cuma itu ? ", tanya Roy lagi, menganggap remeh tantangan
Syahrul.
" Kalau lu bisa berkenalan dan berjabatan tangan dengan
mereka, gua tambah seratus ribu. Lalu, jika mereka bisa
tertawa-tawa, yang berarti mereka senang berkenalan dengan
elu, seratus ribu lagi. Lu liat tu cewek kan duduk
berdekatan, jika lu bisa duduk disebelah salah satunya,
yang berarti lu musti menggeser yang satu pindah, seratus
ribu lagi gua kasih ", Syahrul menarik dompet dari saku
celananya. Roy tersenyum mendengar tantangan itu.

" Dan….. ", Syahrul melanjutkan, " Kalau lu bisa mengelus
rambutnya… "
" Yang mana ? " potong Roy
" Lu suka yang mana ? " , Syahrul malah balik bertanya
" Yang rambut panjang ", ujar Roy sambil menenggak jus
jeruknya.
" Terserah lu, kalau bisa mengelus dengan mesra, dua ratus
ribu lagi. Dan terakhir, jika lu bisa mencium pipinya,
satu juta lagi. Total semua satu setengah juta. Gimana,
berani ? ", tanya Syahrul mengakhiri penjelasannya
" Pipi yang kiri apa kanan ? ", Roy bertanya seakan dia
sudah sangat yakin bisa melakukannya. Padahal kepalanya
pening tujuh keliling. Selain mikirin cara melakukan semua
hal yang ditantang Syahrul, kepalanya juga nyut-nyut
mikirin duit sebanyak itu, yang seumur hidupnya belum
pernah dia miliki. Sungguh sayang jika tantangan ini
ditolak, pikir Roy. Namun, bukan hal yang mudah juga untuk
memenangkannya.
" Mana aja boleh, yang penting bibir dan hidung lu musti
nempel dipipinya minimal dua detik ….", jawab Syahrul
ringan, seakan sedang menyuruh Roy membalikkan telapak
tangan. Melihat sikap Roy yang santai menanggapi
tantangannya, dalam hatinya, Syahrul sebenarnya was-was,
khawatir Roy berhasil melakukan semuanya. Bukan soal uang
yang di khawatirkannya. Uang sejuta dua juta bukan masalah
bagi Syahrul yang memang masuk kategori keluarga the
haves. Untuk menekan kemungkinan Roy memenangkan taruhan
ini, Syahrul menambahkan aturan.
" Lu mesti menyelesaikan yang terakhir, yaitu mencium
pipinya dalam waktu kurang ddari satu jam terhitung sejak
lu mulai duduk disana. Lewat satu jam berarti gagal. Dan
jika di langkah ke sekian, misalnya, lu gagal mencium atau
membelai rambutnya, maka apa yang telah lu dapat gugur
semua. Gimana setuju ? ", Syahrul mengakhiri kalimatnya
sambil meletakkan tiga puluh lembar uang lima puluh ribuan
di atas meja di depan Roy. Mata Roy jadi hijau melihat
tumpukan uang itu.
" Bagaimana kalau digenapi dua juta ? ", tanya Roy. Dalam
hatinya dia tertawa karena sudah mendapatkan ide untuk
memenangkan taruhan ini, yang meskipun dia belum yakin
seratus persen akan berhasil, namun cukup membuatnya
percaya diri.
" Boleh, nih..gua tambah ….", jawab Syahrul sembari
menambahkan uang lima puluh ribu sepuluh lembar lagi.
" Oke, gua terima ", sahut Roy sambil menjabat tangan
Syahrul.
" Deal ya….", ujar Roy lagi. Syahrul mengangguk.

Serentak Mulyono, Sugi, Ferro, Niko dan bang Oles yang
dari tadi hanya mendengarkan ocehan Syahrul dan Roy yang
mereka anggap ngaco dan lebih memilih menikmati hidangan
didepan mereka, meneriakkan " Yes….".
" Ini baru anak Medan…", seloroh bang Oles sambil menepuk
pundak Roy berkali-kali.
" Bang Roy, kalau abang berhasil, aku kasih hadiah
istimewa untuk abang ", ujar Ferro yang masih kelas satu
SMP negri satu Pekan Baru.
" Dari aku, jam tangan baru untuk abang. Tapi
ngomong-ngomong, abang yakin bisa ? ", tanya Niko yang
sekelas dengan Ferro tak mau kalah. Roy tersenyum kecil
mendengar dukungan teman-teman barunya yang notebene
adalah anak-anak orang kaya.
" Kita lihat aja nanti… ", jawab Roy sambil melap
mulutnya dengan tissue. Dengan menggunakan kelima jarinya,
Roy menyisir rambutnya. Dan laksana serdadu yang siap
menghadapi musuh, Roy melangkah kearah meja cewek – cewek
manis tersebut, setelah sebelumnya meraup tumpukan uang
Syahrul, menciumnya dan menyerahkannya kepada Mulyono.
Keenam teman Roy, menyaksikan dengan hati berdebar
sekaligus penasaran.

Sampai di meja segi empat dengan enam kursi, dimana kedua
cewek tersebut duduk berdampingan menghadap kearah meja
dimana tadi Roy duduk, cowok yang baru tamat SMU itu
langsung mengambil duduk persis didepan sirambut panjang.
Dengan sopan Roy meminjam majalah yang tergeletak ditepi
meja.
" Boleh baca sebentar ? ", tanya Roy pelan sambil menunjuk
majalah remaja putri itu. Kedua cewek saling pandang. Si
rambut panjang mengangguk tanpa bersuara, kemudian
melanjutkan makannya. Tanpa menunggu lagi, Roy meraih
majalah yang sepertinya baru dibeli itu. Meski
membolak-balik seakan mencari halaman halaman tertentu,
namun sebenarnya Roy sedang mencari kata-kata yang tepat
untuk memulai pembicaraan sekaligus berkenalan.

Bukan Roy namanya kalau dia kehabisan akal. Saat melihat
badge dibahu kedua cewek itu, Roy jadi tahu keduanya anak
SMU Negri satu Medan. Seketika Roy menutup majalahnya dan
bertanya,
" SMU satu ya ?. Kelas berapa ? "
" Dua ", jawab si Lady Di singkat dengan nada datar seakan
tak ingin bicara.
" Oh…", Roy menggaruk kepalanya yang tak gatal.
" Pak Zakir masih hidup ? ", tanya Roy lagi. Kedua cewek
itu berhenti mengunyah dan menatap Roy tajam. Meski bukan
lulusan SMU satu, namun karena berteman dengan Mulyono
yang alumni sekolah itu, Roy sempat tahu beberapa nama
guru disana.
" Pertanyaannya sadis banget…. ", sergah si rambut
panjang.
" Maksud saya, apakah pak Zakir baik-baik aja. Soalnya
kan dia… ", Roy menggantung kalimatnya, mengharapkan
reaksi dari lawan bicaranya.
" Memangnya pak Zakir kenapa ?. Kamu dari SMU satu
juga ya ? ", tanya si Rambut panjang yang di badge namenya
tertera nama yang indah, Sarah Salsabil.
" Lho, masak kalian 'gak tahu, pak Zakir kan udah tua,
emangnya dia mau sehat dan hidup terus "
" Kalau itu sih kami tahu. Dia kan guru agama kami ", kali
ini lady Di menjawab.
" Masih suka nunduk dia kalau melintas dibawah net volley
? ", tanya Roy yang langsung disambut senyum geli Sarah
dan Dini, demikian nama si Lady Di yang terbaca Roy
didadanya yang padat. Memang, di Sekolah negri Favorit
nomor satu di Medan itu, pak Zakir yang tingginya tak
lebih dari batas bawah net volley, selalu jadi bahan
tertawaan murid-muridnya, karena meskipun seharusnya tak
perlu, tapi beliau pasti menundukkan kepalanya saat
melewati lapangan volley, seakan takut kepalanya nyangkut
di net.

" Kok kamu tahu sih ? ", tanya Sarah.
" Aku dulu sering maen ke sekolah kamu ", jawab Roy
" Ngapain ?, Jemput pacar ya…? ", tanya Dini mulai akrab
" Bukan pacar, tapi kakak sepupu "
" Oh…", serempak Sarah dan Dini
" Eh ngomong-ngomong boleh kenalan enggak ? ",. Roy
mengulurkan tangannya. Sarah yang pertama menyambut
genggaman tangan Roy, diikuti Dini yang sebenarnya sejak
pertama melihat Roy dan teman-temannya, terkesima melihat
wajah Roy yang mengingatkannya kepada seseorang. Seorang
cowok yang pernah dekat dengannya. Sampai dititik ini, Roy
sudah melewati dua tahap. Tinggal tiga step lagi, untuk
mendapatkan dua juta. Selanjutnya Roy menceritakan
kisah-kisah lucu yang membuat kedua cewek kenalan barunya
itu terkekeh. Seperti biasa, saat baru kenal dengan cewek
yang dia taksir, Roy mengajak main teka-teki plesetan yang
lucu dan kagang porno. Jurus ini, entah kenapa sangat
ampuh untuk mengambil hati cewek. Mungkin karena
kebanyakan cewek suka dengan cowok periang dan humoris.
Dan kali inipun kiat itu berhasil dengan sempurna.


Sementara itu, di meja yang berjarak sekitar lima belas
meter dari Roy, Sarah dan Dini yang masih tertawa-tawa,
keenam teman Roy, berusaha mendengar apa yang dibicarakan
Roy dengan cewek-cewek itu. Namun karena musik
instrumental yang keluar dari empat buah speaker
disudut-sudut ruangan lantai dua itu, mereka tak
mendengar apapun kecuali gelak tawa Roy, Sarah dan Dini.
Syahrul yang punya hajat menantang Roy, yang kurang supel
dalam pergaulan karena sifatnya yang sedikit angkuh,
terkagum-kagum menyaksikan maneuver Roy.
" Menurut lu, bisa enggak dia menyelsaikan sampai akhir ?
" , tanya Syahrul kepada Mulyono.
" Aku yakin 99,99 persen dia sukses. Aku kenal Roy sudah
sepuluh tahun ", jawab Mulyono dengan nada memuji
sahabatnya itu. Syahrul yang baru mengenal Roy seminggu
belakangan ini, terdiam.

Kembali ke Roy dan dua gadisnya. Dengan tiba-tiba, Roy
yang sudah menemukan cara untuk menyelesaikan permainan
yang masih tersisa waktu sekitar tiga puluh lima menit
baginya, merubah ekspresinya. Sambil menutup wajah dengan
telapak kanannya serta mengusap mukanya mulai dari hidung
sampai ke kepala bagian atasnya, Roy menarik nafas
panjang. Dengan suara yang dibuat sesedih mungkin, Roy
bertanya kepada kedua temannya,
" Sarah, Dini, seperti apa kalian memandangku ? .
" Maksud kamu ? ", tanya Sarah
" Dengan kelakuanku duduk disini serta mencomot udang tadi
dan memakannya tanpa minta persetujuan kalian, apakah
kalian anggap aku kurang ajar ? "
" Iya juga sih, tapi kamu kan udah minta maaf ", Dini
menjawab
" Sebenarnya aku tidak seperti itu, Cuma aku khilaf karena
sedang stress…."
" Wajah kamu 'gak menunjukkan kamu sedang susah. Memang
kamu ada persoalan apa ? ", selidik Sarah
" Masalah besar yang kalau tak bisa kuselesaikan, aku bisa
masuk penjara ", ujar Roy memulai cerita rekaan yang baru
saja dikarangnya dalam memory otaknya. " Mulanya aku
mencoba untuk tidak mengingat-ingatnya dengan bercanda
bersama kamu berdua. Tapi ya itu, biar bagaimanapun, aku
harus menyelesaikannya ", sambung Roy, masih belum masuk
ke masalah rekaan ciptaannya. Berharap kedua cewek itu
penasaran. Dan memang, Sarah yang mulai tertarik dengan
performance Roy, mendesak ingin tahu.
" Persoalan apa Roy, Keluarga ? ", tanya Sarah
" Pribadi. Tapi sudahlah lupain aja. Biar aku sendiri aja
yang menanggungnya ", Roy mengeleuarkan sebatang rokok
putih lalu membakarnya. Karena tak terbiasa merokok, Roy
terbatuk-batuk pada isapan pertama.
" Kalau memang aku bisa bantu, kenapa tidak ", ujar Sarah
yang diiyakan Dini.
" Bener Roy, kami mau bantu kok " , sahut Dini sambil
berdiri dan beranjak menuju washtafel, hendak mencuci
tangannya yang berlepotan saos.

Inilah yang ditunggu-tunggu Roy. Segera setelah Dini
menjauh, Roy juga bangkit dari kursinya dan pindah duduk
di sebelah Sarah, sehingga sekarang Roy menghadap kearah
teman-temannya. Sarah sedikit bingung dengan sikap Roy
yang tiba-tiba sudah di sampingnya. Sebelum Sarah bertanya
atau protes, Roy angkat suara,
" Memang kalian bisa menolongku, tapi aku yakin kamu
ataupun Dini takkan bersedia "
" Kenapa kamu bisa menilai begitu ?. "
" Karena aku yakin, meskipun mudah , namun kamu pasti
keberatan "
" Roy, kalau aku bisa, kenapa aku mesti tidak menolong
kamu. Tapi apa dulu persoalan kamu ? ", Sarah
benar-benar penasaran. Dini yang sudah selesai
membersihkan tangannya, datang dan duduk di kursi Roy
tanpa mempermasalahkannya.
" Sungguh kamu mau menolongku ? ".
" Swear, " ujar Sarah mengangguk dan mengacungkan jari
tangannya yang membentuk huruf V.
" Aku cerita sedikit dulu tentang keseharianku. Sejak
kelas satu SMU, aku nyambi nyupir Sudaco untuk membayar
uang SPP dan beli buku pelajaran serta baju sekolah. Dan
meskipun sudah tamat. Aku masih nyupir, untuk mengumpulkan
biaya kuliah ", Roy berhenti, mengatur nafas sekaligus
menyusun kalimat selanjutnya dalam kepalanya, yang akan
diucapkannya.
" Dua hari yang lalu, saat sedang tidak ada penumpang,
dijalan Prof.H.M Yamin, seorang anak berusia lima tahun
lepas dari pegangan ibunya dan menyebrang persis saat aku
melintas dekat mereka. Pedal rem yang kuinjak sekuat
tenaga, tak mampu menahan laju mobil yang tidak begitu
kencang dan akhirnya menabrak anak itu ", Roy menutup
wajahnya seakan ngeri membayangkan peristiwa yang tak
pernah dialaminya itu. Sarah dan Dini menampakkan ekspresi
ingin tahu akan cerita selanjutnya. Sepertinya mereka
percaya dengan cerita Roy.
" Terus anak itu gimana Roy, apa dia….", tanya Sarah dan
Dini nyaris bersamaan.
" Sampai sekarang dia masih belum sadar terbaring di UGD
Rumah Sakit DR.Pirngadi. Kata dokter geger otak. Sudaco
beserta STNK dan SIM ku ditahan polisi. Aku harus
membiayai anak itu, paling tidak sampai dia sadar. Aku
sudah mengumpulkan satu juta rupiah yang kupinjam dari
saudara-saudarku. Tapi masih kurang sekitar dua juta lagi,
yang kalau kamu mau, kamu pasti bisa menolongku ", ujar
Roy yang ditujukan ke Sarah. Ditengah cerita tadi, Roy
sudah memutuskan untuk memilih Sarah yang menurutnya lebih
feminine dibanding Dini, untuk dijadikan object taruhan.
" Oh jadi, kamu mau pinjam uang ke aku, ya Roy. Kalau aku
punya, kamu tak perlu minjam pun aku akan bantu. Tapi
kebetulan sudah sepuluh bulan ini papaku 'gak dapet
proyek. Sedang uang ditabunganku aja sudah dipakai papaku
semua ", ujar Sarah
" Kan kamu tidak salah Roy, kenapa harus membiayai sampai
jutaan begitu ? " Dini yang juga sudah larut emosinya
terbawa arus cerita Roy, bertanya. Belum sempat Roy
menjawab pertanyaan Dini, terdengar suara Sarah yang
merasa bersalah karena tak mampu memberi pinjaman,
" Sorry Roy, aku tak punya uang sebanyak itu saat ini "
" Bukan, bukan uang kamu dan juga bukan uang Dini yang aku
mau pinjam, tapi aku minta bantuan dalam bentuk lain, asal
kamu ikhlas menolongku sebagai teman "
" Apapun kulakukan dengan ikhlas ", sahut Sarah
" Sungguh ? ", desak Roy
" He eh…", Jawab Sarah lagi.
" Baik, kamu pasti bisa menyelamatkanku dari penjara, kamu
lihat kawan-kawanku disana ? " , tanya Roy sambil menunjuk
teman-temannya. Sarah dan Dini mengikuti arah telunjuk
Roy, lalu mengangguk.
" Yang pakai baju kotak-kotak biru itu anak orang kaya di
Pekan Baru. Bapaknya direktur pemasaran di Caltex. Meski
baik tapi dia agak sombong. Uangnya banyak. Dan uangnya
itu lah yang akan menyelamatkanku, dengan bantuan kamu ",
ujar Roy yang jelas ditujukan ke Sarah.
" Maksud kamu…? ", Sarah mengernyitkan dahinya

( Bersambung )
------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"Sekarang Gratis Nelpon SLJJ Flexi diperluas ke Yogja"

------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ikuti Lomba Puisi Berhadiah di http://plasaromantis.blog.plasa.com. Menangkan hadiah berupa Ipod, HP Flexi, dll. Kirim Puisi-mu ke plasaromantis@plasa.com

------------------------------------------------------------------------------------------------------------